Mukadimah
Pemahaman kaum muslimin ¾ secara umum ¾ terhadap al-Qur'an masih parsial (juz’i). Hal itu menyebabkan Al-Qur'an
belum difungsikan secara menyeluruh dan utuh. Sebagian masyarakat memahami
al-Qur'an sebagai obat (syifa) saja,
maka mereka memfungsikannya hanya sebatas sebagai penyembuh. Sehingga,
Al-Qur'an baru dekat dengan orang-orang yang sakit, sekarat atau sudah
meninggal. Padahal al-Qur'an sebenarnya lebih dibutuhkan oleh orang-orang yang
sehat. Sebagian yang lain hanya memahami al-Qur'an sebagai kitab bacaan yang
pahalanya besar. Pemahaman yang terbatas ini mendorong masyarakat merasa puas
setelah hanya membaca al-Qur'an.
Pemungsian al-Qur'an oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
(tashawur) dan persepsi mereka
terhadap al-Qur'an itu sendiri. Hal inilah yang membuat pengenalan terhadap
al-Qur'an menjadi sangat penting.
1. Pengertian al-Qur'an (ta’riful
Qur’an)
Para ulama tafsir al-Qur'an
dalam berbagai kitab ‘ulumul qur’an,
ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau
etimologis) bahwa kata al-Qur'an merupakan bentuk mashdar dari kata qoro’a –
yaqro’uu – qiroo’atan – wa qor’an – wa
qur’aanan. Kata qoro’a berarti menghimpun
dan menyatukan; al-Qur'an pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan
kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan
surat menjadi mushaf al-Qur'an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan
bahwa al-Qur'an dengan akar kata qoro’a, bermakna
tilawah: membaca. Kedua makna ini
bisa dipadukan menjadi satu, menjadi “al-Qur'an
itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”
Makna al-Qur'an secara ishtilaahi, al-Qur'an itu adalah “Firman Allah SWT yang menjadi mu’jizat
abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia,
diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi berikutnya
secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar” Dari
definisi di atas terdapat lima bagian penting:
·
Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS
53:4), wahyu yang datang dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka
firman-Nya (al-Qur'an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus
diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.
·
Al-Qur'an adalah mu’jizat. Manusia tak
akan sanggup membuat yang senilai dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun
hanya satu ayat.
·
Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati
Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah
hendaknya al-Qur'an masuk ke dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat
ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan
mendorong kita untuk menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi
pada diri Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika
A’isyah ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana khuluquhul qur’an;
akhlak Nabi adalah al-Qur'an.
·
Al-Qur'an disampaikan secara
mutawatir. Al-Qur'an dihafalkan dan ditulis oleh banyak sahabat. Secara turun
temurun al-Qur'an itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak
ke orang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian al-Qur'an terpelihara,
sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian al-Qur'an. (QS 15:9).
·
Membaca al-Qur'an bernilai ibadah,
berpahala besar di sisi Allah SWT. Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu
huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali
lipat” (al-Hadist).
Ali bin Abi Thalib berkata:
Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Nanti
akan terjadi fitnah (kekacauan,
bencana)” Bagaimana jalan keluar
dari fitnah dan kekacauan itu Hai Rasulullah? Rasul menjawab: “Kitab Allah, di dalamnya terdapat berita
tentang orang-orang sebelum kamu, dan berita umat sesudah kamu (yang akan
datang), merupakan hukum diantaramu, demikian tegas, barang siapa yang
meninggalkan al-Qur'an dengan sengaja Allah akan membinasakannya, dan barang
siapa yang mencari petunjuk pada selainnya Allah akan menyesatkannya, Al-Qur'an
adalah tali Allah yang sangat kuat, cahaya Allah yang sangat jelas, peringatan
yang sangat bijak, jalan yang lurus, dengan al-Qur'an hawa nafsu tidak akan
melenceng, dengannya lidah tidak akan bercampur dengan yang salah, pendapat
manusia tidak akan bercabang, dan ulama tidak akan merasa puas dan kenyang
dengan al-Qur'an, orang-orang bertaqwa tidak akan bosan dengannya, al-Qur'an
tidak akan usang sekalipun banyak diulang, keajaibannya tidak akan habis,
ketika jin mendengarnya mereke berkomentar ‘Sungguh kami mendengarkan al-Qur'an
yang menakjubkan’, barang siapa yang mengetahui ilmunya dia akan sampai dengan
cepat ke tempat tujuan, barang siapa berbicara dengan landasannya selalu benar,
barang siapa berhukum dengannya hukumnya adil, barang siapa yang mengamalkan
al-Qur'an dia akan mendapatkan pahala, barang siapa yang mengajak kepada
al-Qur'an dia diberikan petunjuk ke jalan yang lurus” (HR Tirmidzi dari Ali
r.a.)
2. Nama-nama al-Qur'an
Di dalam al-Qur'an terdapat
banyak nama-nama al-Qur'an. Dibalik nama itu kita akan memahami fungsi
al-Qur'an.
·
Al-Qur'an
Nama yang paling populer
adalah al-Qur'an itu sendiri, Allah menyebutkannya 58 kali. Penyebutan
berulang-ulang itu menjadi peringatan bagi manusia agar dapat memfungsikan
al-Qur'an sebagai bacaan agar mendapatkan petunjuk dalam hidup (QS 2: 185)
·
Al-Kitab
Artinya, wahyu yang
tertulis. Menurut Syaikh Abdullah ad Diros, penamaan dengan al-Kitab
menunjukkan bahwa al-Qur'an tertulis dalam mushaf dan hendaknya melekat di
dalam hati. Rasulullah bersabda: “Orang
yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun al-Qur'an, bagaikan rumah yang
rusak” (al-Hadist)
·
Al-Huda
Artinya, petunjuk (QS 2:2).
Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan fungsi utama dari diturunkannya al-Qur'an
(QS 2:185). Kita tidak dapat menjadikan al-Qur'an sebagai petunjuk jika kita
tidak membaca dan memahaminya, mengamalkannya dengan baik.
·
Rahmah
Berarti rahmat, terutama bagi
orang-orang yang beriman (QS 17:82).
·
Nur
Berarti cahaya penerang.
Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan menjadikan al-Qur'an sebagai
cahaya yang menerangi jalan hidup kita (QS 5:15-16). Kita melihat tuntunan al-Qur'an, kemudian
melangkah dengan tuntunan itu.
·
Ruh
Berarti ruh sebagai
penggerak (QS 16:2). Ruh menggerakkan jasad manusia. Dengan nama ini Allah SWT
ingin agar al-Qur'an dapat menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama
perannya untuk memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada
Ilah selain Allah.
·
Syifa’
Berarti obat (QS 10:57).
Al-Qur'an merupakan obat penyakit hati dari kejahiliyahan, kemusyrikan,
kekafiran dan kemunafikan.
·
Al-Haq
Berarti kebenaran (QS
2:147).
·
Bayan
Berarti penjelasan atau
penerangan (QS 3:138; 2:185).
·
Mauizhoh
Berarti pelajaran dan
nasehat (QS 3:138).
·
Dzikr
Berarti yang mengingatkan
(QS 15:9).
·
Naba’
Berarti berita (QS 16:89). Di dalam
al-Qur'an memuat berita-berita umat terdahulu dan umat yang akan datang.
3.
Fungsi dan kedudukan al-Qur'an
Fungsi utama dari al-Qur'an
adalah kitab petunjuk (kitabul hidayah).
Di samping itu al-Qur'an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara lain:
·
Kitab berita (an-Naba’ wal akhbar) (QS
78:1-2)
·
Kitab hukum dan aturan (al-hukmu wasy syari’ah) (QS 5:49-50)
·
Kitab berjuang (Kitabul Jihad) (QS 29:69)
·
Kitab pendidikan (Kitabut tarbiyyah) (QS 3:
79)
·
Kitab ilmu pengetahuan (Kitabul
‘Ilm)
0 komentar:
Posting Komentar