Selasa, 26 Maret 2013
JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mensinyalir adanya proyek
dalam penanganan terorisme selama ini, karena besar anggaran yang
dikeluarkan, namun terorisme tersebut seperti tak ada hasilnya dan
seolah terus meningkat dengan berbagai jenis konflik di daerah.
“Terorisme yang terjadi sekarang ini cenderung bersifat lokal, tapi pola
penanganannya seperti Amerika Serikat ketika dipimpin oleh Presiden
George W Bush. Harusnya pola penanganan itu tidak mengikuti Amerika
sebagai patron,” ujar Mahfudz, politisi PKS itu dalam dialog ‘Bahaya
Terorisme Masih Mengancam” bersama Mardigu Wowiek Prasantyo (Pengamat
terorisme), dan Mustafa Nahra dari PP Muhammadiyah di Gedung DPD RI
Jakarta, Jumat (22/3/2013).
Menurut Mahfudz, intelijen kepolisian, TNI, Densus 88 dan lain-lain
mempunyai informasi yang lengkap soal terorisme tersebut, hanya tampak
berjalan sendiri-sendiri.
“Persoalan lainnya adalah, siapa, bagaimana polanya, dan mau dipakan?
Apa memang ada design besar mengatasi terorisme secara konprehensif dan
tuntas? Padahal anggarannya sangat besar dan dibantu oleh luar negeri,
dengan penanganan yang fantastis seperti film action oleh Densus 88, apa
memang ini dijadikan proyek?” tanya Mahfudz.
Mustafa juga menyangsikan jika terorisme yang diendus oleh Densus 88
selama ini adalah kelompok Islam, dengan target mendirikan negara Islam.
“Sebagai muslim, tak mungkin berjuang dengan berucap Allahu Akbar lalu
merampok dan membunuh orang yang tak berdosa. Apalagi, semua agama
menegaskan tidak adanya ajaran kekerasan dan pembunuhan terhadap orang
lain yang tak berdosa. Dan, semua agama khususnya NU dan Muhammadiyah
sudah melakukan pencegahan masing-masing,” katanya.
Dia juga mempertanyakan langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) dengan anggaran Rp 2 triliun dalam dua tahun, dan akan terus naik
di masa-masa mendatang, tapi terorisme tak pernah selesai.
“Di banyak daerah dari Aceh Darussalam sampai Papua, dari anggaran
sampai persoalan senjata yang digunakan, semua menjadi pertanyaan;
apakah semua ini menjadi proyek?” ujarnya.
Mardigu lebih tegas lagi bahwa penanganan terorisme oleh BNPT selama ini
dinilai salah. Apalagi pendekatannya agama, sementara semua agama tidak
mengajarkan kekerasan dan pembunuhan.
"Mestinya penyelesaiannya kalau serius dari hulunya, yaitu UU-nya, kalau
UU tidak disentuh, maka elitnya juga tak pernah disentuh. Terlebih
penanganan oleh Densus 88 dengan penembakan itu dipertontonkan,"
katanya.
*http://www.tribunnews.com/2013/03/22/terorisme-terkesan-diproyekkan
0 komentar:
Posting Komentar