Relevan di Setiap Tempat dan Masa

Roda zaman ini lebih cepat berubah dari cuaca. Ia akan melindas apa saja dan siapa saja yang tidak mampu menyesuikan dengan masanya. Banyak orang-orang yang tertinggal, dan hanya termangu, ia bercerita, "dulu di zaman saya, ada ini dan itu, saya dulu .....". Banyak perusahaan tumbang karena tidak mampu dan terlambat dengan cepatnya perubahan. Banyak pula organisasi besar yang tiba-tiba hilang dari peredaran.

Setiap masa ada pemimpinnya dan setiap pemimpin ada masanya, "Likulli marhalatin mutaqallabatuha, likulli marhalatin muqtadhayyatuha, wa likulli marhalatin rijaluha" (Setiap masa ada tuntutannya, setiap masa ada konsekuensinya, dan setiap masa ada pelaku sejarahnya).
Untuk dapat relevan disetiap masa, setiap kita harus menpunyai narasi yang kokoh dan nilai, bukan sekedar nilai, tetapi nilai plus. Karya yang senantiasa terupdate dengan zamannya. Para followers tanpa tanpa narasi dan nilai, ia akan terlunta-lunta dengan perubahan masa.

Tuntutan dan konsekwensi setiap masa harus dipenuhi dengan sempurna, gagal memenuhinya, berarti gagal menjadi pelaku sejarah di masanya. Mengerjakan agenda di masa kini tidak relevan dikerjakan dengan cara di masa lalu. Dan semua yang di masa lalu menjadi bahan penyempurnaan untuk masa kini dan yang akan datang.

Zaman boleh berubah, periode boleh berganti, namun pastikan setiap kita selalu relevan disetiap tempat dan masa, dan bukan golongan orang-orang yang tertinggal.

Allahu A’lam bishshawab.

Oleh: Imam Rohani, ST. MT

Menunggu Hujan

Hujan dan kemarau adalah hal yang terus berulang disetiap masa. Ketika kemarau ada sebagian yang menunggu datangnya hujan dan ketika hujan sebagian orang menunggunya reda. Tidak hujan dan tidak kemarau ada agenda menunggu.

Ketika kemarau, ia bermimpi jika seandainya hujan maka akan berbuat ini dan itu. Dan ketika hujan ia juga bermimpi seandainya hujan reda akan melakukan berbagai kebaikan. Tak sadar ia sedang tertidur dan tidak melakukan apa-apa.
Mungkin kita sering mendengar, ungkapan-ungkapan, saya akan menyumbang masjid sekian juta kalau nanti saya sudah kaya, saya akan menikah kalau sudah penghasilan sekian juta, saya akan a dan b jika sudah ......

Sadarkah bahwa itu semua adalah kita sedang menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Yang menjadi pertanyaan, apakah benar berbuat baik harus menunggu kaya, apakah benar memberi harus menunggu ada lebihan, apakah benar membahagiakan harus dengan harta.

Usah menunggu datangnya hujan atau menunggu hujannya reda. Teruslah berbuat baik, tak usah menunggu waktu, usah pedulikan kapan hujan dan kapan kemarau. Jika sedang hujan terobos, jika kemarau maka nikmatilah.

Tak usah ikutan lebay karena ini dan itu, teruslah berbuat kebaikan apapun kondisimu.

Allahu A’lam bishshawab

Oleh: Imam Rohani, ST. MT

Darurat Kecerdasan Literasi Bagi Kader PKS

Tanggal 10 Agustus lalu M Sohibul Iman resmi dilantik menjadi Presiden PKS. Bila ia mengemban tugas pembenahan secara holistik atas kondisi internal partai, maka salah satu hal yang harus dibenahi itu mirip sekali dengan cuitannya di media sosial twitter, dua hari sebelum ia dilantik.

Pada tanggal 8 Agustus, melalui akun twitternya @msi_sohibuliman ia mengeluhkan ekses melimpahnya informasi yang membuat “kita” (ia gunakan kata kita sebagai ajakan introspeksi) mudah menyebarkan informasi sampah yang disertai cacian.

“Melimpahnya informasi kadang bikin kita menjadi seperti orang bodoh. Dengan mudah kita share info-info sampah, bahkan dengan info-info itu kita tebar caci dan fitnah. Boleh jadi ini paradok paling heboh di era medsos: makin melimpah informasi bukan makin bijak dan penuh hikmah tapi makin ceroboh dan tebar fitnah,” begitu tulisnya.

“Pada kasus ekstrim, ceroboh dan fitnah bisa timbulkan irreversible damage (kerusakan yang tak dapat dipulihkan). Itu kerugian besar. Petaka bagi semua,” imbuhnya lagi.

Mungkin Sohibul Iman mendapati kenyataan ini setelah melihat kondisi sekitarnya di media sosial. Dan sebagai seorang petinggi PKS, bisa ditebak ia dikelilingi oleh kader-kader PKS, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Memang kenyataannya, beberapa kejadian menunjukkan adanya darurat literasi bagi kader PKS. Kasus yang terbaru adalah tersebarnya di kalangan pendukung PKS sebuah tulisan hoax yang menuduh korban penembakan Paris adalah boneka, bukan jasad manusia.

Baca juga : Kecerdasan Literasi oleh Ust. Surya Darma

Pabrikasi Isu dan Jebakan 

Begitu melimpah bahan untuk dibaca oleh kader partai yang memang terkenal punya hobi membaca. Seorang penulis bernama Erwyn Kurniawan pernah bercerita tentang sosok penjual buku yang selalu mengeluh dagangannya tak begitu laku bila ia jajakan di tengah acara partai. Lantas ada yang menyarankan agar dagangannya itu dijajakan pada acara PKS – sesuatu yang belum pernah dicoba pedagang buku tersebut. Ternyata benar, di acara PKS lah ia bisa mengipas-ngipas lembaran uang dengan penuh senyum.

Itu baru terhadap buku yang untuk memperolehnya harus mengeluarkan uang. Bagaimana lagi bila bahan bacaan itu gratis didapat melalui internet via jejaring sosial, atau aplikasi chatting semisal Whatsapp atau BBM? Kader PKS menikmati benar limpahan informasi ini.

Keluhan Sohibul Iman tadi tentang tabiat manusia di era melimpahnya informasi, berlaku juga buat kader PKS. Puncaknya adalah pada perhelatan pilpres yang lalu. Begitu banyak informasi simpang siur yang sesungguhnya tak layak sebar. Isu Jokowi keturunan Cina, misalnya, sempat dimakan oleh beberapa pendukung PKS di media sosial. Padahal saya dengar langsung dari pengurus PKS di Jawa Tengah bahwa isu itu bohong. Jokowi keturunan Jawa asli.

Sebuah web online punya kontribusi besar dalam penyebaran isu ini. Padahal selama ini web tersebut suka menyudutkan PKS. Terhadap tulisan di web tersebut yang menyudutkan PKS, kader menyangkal. Tetapi terhadap tulisan yang menyudutkan pihak yang berseberangan dengan partainya, kader PKS menelan mentah-mentah tanpa kehati-hatian.

Isu-isu itu seperti dipabrikasi lalu dijadikan “bom” paket yang dikirimkan oleh seorang misterius. Isu Jokowi keturunan Cina memang menjadi “bom” yang sukses meledak di tengah pendukung Prabowo-Hatta. Ada isu lain yang “meledak di tengah jalan”, belum sampai ke tujuan. Misalnya isu “RIP Jokowi” yang belum apa-apa terdeteksi beredar awal dari kalangan pendukung Jokowi-JK. Bisnis.com menulis berita ini dengan judul “WAH...Penyebar 'RIP Jokowi' Diduga Pendukung JKW4P Sendiri”.

Perang rumor pada zaman pilpres lalu memang merupakan yang paling parah. Kedua belah kubu pasangan calon sama-sama mendapat gempuran. Salah satu pihak yang disorot dalam penyebaran isu adalah tabloid Obor Rakyat. Media ini bahkan sempat dipolisikan oleh kubu Jokowi-JK. Lalu berselang setahun kemudian, para pendukung Jokowi semakin geram karena bos pimred Obor Rakyat malah menjabat sebagai Komisaris BUMN. Padahal posisi Komisaris BUMN belakangan banyak ditempati oleh para pendukung Jokowi. Lalu di pihak mana sebenarnya Obor Rakyat ini? Apa tujuan kampanye negatif yang dilakukan Obor Rakyat di pilpres lalu? Victim playing kah?

Di tubuh PKS sejatinya sudah banyak yang curiga adanya pabrikasi isu yang bertujuan menjebak dan meruntuhkan reputasi partai. Si pembuat isu ini tampaknya paham karakter kader PKS yang rakus informasi dan militan membela pihak yang didukungnya.

Sebuah isu bombastis dihembuskan ke tengah media sosial, tak menunggu lama agar isu itu tersebar kemana-mana, lalu disiapkan bantahannya yang kuat. Dan reputasi penyebar pun hancur sudah.

Karena itu lah pentingnya melek literasi.

Kecerdasan Literasi Buat Kader PKS 

“Di medsos ada orang/kelompok yg hobi menghasut. Ada juga orang/kelompok yang gampang dihasut. Jadilah sinergi penghasut+terhasut. Semua jadi kusut. Ada orang/kelompok yang hanya bisa eksis dengan menghasut. Hakikatnya mereka itu pengecut. Mereka sorak bila kita layani. Kita biarkan mereka mati sendiri,” begitu tulis Sohibul Iman di twitter, mensinyalir nyata adanya pelaku pabrikasi isu dan hasutan.

Sekedar melek informasi tidak cukup. Dan menjadi melek informasi di zaman sekarang justru sangat mudah. Yang dibutuhkan adalah melek literasi. Lebih tinggi dari sekedar melek informasi.

Wikipedia mendefinisikan literasi media sebagai “kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media (termasuk anak-anak) menjadi sadar (melek) tentang cara media dikonstruksi (dibuat) dan diakses.”

Melek literasi berarti mampu melakukan penilaian terhadap sebuah informasi, bahkan mampu melakukan validasi sehingga tidak terjebak kabar bohong. Juga bisa mendeteksi framing atau spinning sebuah berita.

Salah satu cara memvalidasi kabar adalah dengan tabayun. Itu adalah “kata sakti” yang suka disodorkan kader PKS bila diserang rumor. Artinya, kader PKS paham bagaimana menjadi melek literasi. Saat menyuruh orang lain “tabayun dulu”, artinya kader PKS menuntut orang agar melek literasi.

Bagaimana dengan kader PKS sendiri? Sudahkah mengaplikasikan nasihatnya?

Belajar dari asbabun nuzul turunnya perintah tabayun (mendalami masalah) pada Al-Qur’an surat Al Hujurat ayat 6, sikap menelan bulat-bulat informasi tanpa memeriksanya kembali bisa berujung pada permusuhan hingga pertumpahan darah. Atau istilah yang digunakan Sohibul Iman: irreversible damage.

Harusnya kader PKS menjadi yang terdepan dalam menyikapi rumor. Menjadi teladan bagi masyarakat. Dan sebagai du’at (pendakwah), tradisi tabayun adalah salah satu poin yang harus didakwahkan dan diteladankan. Karena itu merupakan syariat Islam.

Tabayun tak selalu bermakna bertanya langsung kepada yang tertuduh. Justru sebenarnya yang dimintai bukti adalah pihak penuduh, bukan pihak tertuduh. Ulama merumuskan kaidah fiqh yang berbunyi: “Penuduh wajib membawa bukti, sedangkan tertuduh cukup bersumpah”. Jadi yang perlu diperiksa, dianalisa, dan didekontruksi dalam sebuah isu adalah konten tuduhan. Sudahkah ia dilengkapi bukti-bukti yang valid?

Kecerdasan literasi adalah saat berbagai sumber informasi yang dilahap oleh seseorang mampu membuatnya memiliki wawasan yang menopangnya dalam berfikir. Sehingga bila berargumentasi, hujjah yang dibangun punya landasan yang terujuk, bukan sekedar asal membual. Luasnya wawasan seseorang juga melindunginya dari kabar-kabar bohong. Bukan kah salah satu karakter yang ingin dicapai dalam program pembinaan kepribadian Islam di PKS adalah “mutsqofatul fikr”, atau fikiran yang berwawasan?

Materi ghozwul fikri yang diterima oleh kader PKS melalui pembimbing keislamannya harus ditempatkan dalam posisi yang tepat. Mengabaikan ghozwul fikri, bisa membuat seorang muslim hanyut dalam skenario pihak yang terjangkit islamophobia yang menginginkan umat Islam jauh dari aqidahnya. Tetapi menghayati materi ini di luar batas, bisa membuat paranoid. Sikap begini mudah sekali mengafirmasi kabar-kabar bohong seputar teori konspirasi. Makanya, ada yang menelan mentah-mentah tulisan hoax “korban Paris adalah boneka”.

PKS punya perangkat untuk membuat kadernya melek literasi, melalui program pembinaan keislaman tiap pekan. Di tubuh PKS terdapat juga praktisi jurnalistik, blogger/penulis yang melek literasi, atau pakar informasi yang bisa merumuskan sebuah kurikulum dalam membenahi mental kader PKS di dunia maya. Perlu ada pelatihan menginvestigasi isu. Atau paling banter, menggencarkan nasihat agar mengabaikan kabar yang tidak mampu diverifikasi.

Ikhtiar-ikhtiar tersebut perlu diwujudkan bila benar ada keinginan untuk memperbaiki kemampuan kader PKS dalam berliterasi, sehingga tidak lagi menjadi bulan-bulanan pihak yang mempabrikasi isu.

Penulis: Zico Alviandri 

Tautan:
https://twitter.com/msi_sohibuliman
http://makassar.bisnis.com/read/20140511/33/177877/wah...penyebar-rip-jokowi-diduga-pendukung-jkw4p-sendiri
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=240640
http://www.merdeka.com/peristiwa/relawan-jokowi-geram-bos-pemred-obor-rakyat-jadi-komisaris-antam.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Literasi_media

Sumber: pks.id

Kecerdasan Literasi

Rasulullah saw. menganjurkan kita memiliki kecerdasan literasi melalui sabdanya, "...maka betapa banyak orang yang disampaikan kepadanya (hadis) lebih lebih paham dari orang yang mendengarnya langsung.." (Hadits shahih Tirmidzi dari Abdullah bin Masud).

Kecerdasan literasi merujuk kepada kemampuan untuk menganalisis, memahami dan merekonstruksi sebuah informasi atau peristiwa agar tidak menimbulkan distorsi dalam pemahaman. Akan sangat bahaya jika sebuah info kita terima begitu saja tanpa melakukan tabayyun (validasi) dan melihat info itu dalam skala utuh. Kalau mempertanyakan kerasulan Muhammad SAW bisa divonis kafir maka apakah ucapan orang seperti Umar bin Khattab yang memprotes keras isi perjanjian Hudaibiyyah 6 H, bahkan dengan bertanya kepada Rasulullah saw apakah anda seorang nabi, bisa langsung kita simpulkan bahwa Umar sudah kafir ? Disitu ada konteks dan situasi khusus sehingga Umar tidak bisa kita begitu saja katakan sudah keluar dari Islam. Dan yang bisa menjawab secara proporsional kalau kita memiliki kecerdasan literasi. Fatwa yang serampangan dan tergesa gesa pada umumnya lahir dari tiadanya kecerdasan literasi.

Tidak ada bedanya dengan peristiwa Shiffin (37 H) ketika sahabat Ammar bin Yasir terbunuh lalu banyak sahabat teringat kepada sabda Nabi saw bahwa kelak yang membunuh Ammar adalah gerombolan bughat atau pemberontak. Para pengikut Ali yakin bahwa bughat adalah pihak Muawiyah dan pengikutnya. Tapi Muawiyah menolak tuduhan itu. Ia malah mengatakan yang bughat itu adalah pihak yang mengkondisikan dan menggiring Ammar hingga terlibat di medan Perang Shiffin. Muawiyah bermaksud mengingatkan kepada para penuduhnya bahwa perangnya berhadapan dengan Ali tidak berdiri sendiri tapi ada kisah latar belakangnya yang panjang, utamanya karena ia adalah wali darah yang berhak menuntut darah Utsman yang terbunuh dua tahun lalu. Utsman dibunuh pemberontak dari Kufah, Basrah dan Fushtat Mesir. Dan para pemberontak itulah contoh paling benderang dalam halaman awal sejarah Islam yang berkisah tentang dahsyatnya fitnah kala kecerdasan literasi kosong dari pengambilan keputusan.

Baca juga : Kecerdasan Literasi Bagi Kader PKS

Secara pribadi saya prihatin jika membaca tulisan hanya dihiasi hamparan dan hamburan dalil tanpa mencoba melihat sisi konteks dan hubungan antara satu dalil dengan dalil yang. Apatah lagi jika tulisan itu terkesan menyingkirkan dalil-dalil lainnya yang mungkin tidak sesuai selera penulis. Itulah gunanya wahyu turun bertahap dan itulah hikmahnya Nabi dan Rasul tidak turun sekaligus pada satu masa menggempur manusia dengan wahyu dan setelah itu urusan langit selesai. Ada konteks, ada logika, ada kehati-hatian dan ada kejujuran dalam kesimpulan. Itulah kecerdasan literasi.

Tiadanya kecerdasan literasi akan memicu fitnah dan marabahaya dalam sikap beragama kita. Cukuplah sikap dan perjalanan sejarah Khawarij menjadi pelajaran buat kita bagaimana dahsyatnya fitnah dan akibat negatif yang muncul kala kecerdasan literasi itu hilang dari kesadaran umat saat menilai sebuah peristiwa.

Penulis : Ust. Surya Darman
https://www.facebook.com/surya.darma.731135/posts/953429254743762

[Repost] PKS di Daerah Harus Kelola Media Secara Profesional


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta struktur PKS di wilayah provinsi dan kota/kabupaten dapat mengelola media-media internal secara profesional. Tujuannya agar masyarakat mendapatkan pandangan yang utuh dan obyektif tentang PKS.

"Media internal semacam website mesti dikelola dengan mengindahkan kaidah jurnalistik yang standard, tidak seenaknya dan tidak sekedar untuk mengejar kunjungan pembaca,” ujar Ketua Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi dalam di kantor DPP PKS, Gedung MD, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (1/10).

Menurutnya, pengelolaan media yang baik akan membangun reputasi positif PKS di mata publik. Dedi juga menegaskan, website partai dikelola oleh struktur bukan oleh perorangan agar pertanggungjawaban terhadap isi website juga jelas. “Selain itu media-media yang dikelola struktur PKS tidak boleh sembarangan mengutip atau mengambil informasi dari sosial media atau media tidak resmi,” ujarnya.

Dedi menerangkan saat ini media resmi partai di tingkat pusat adalah situs www.pks.id. Sementara untuk tingkat provinsi saat ini domain web atau blog sudah beralamat ke pks.id juga dengan didahului nama provinsinya. “Misal, untuk PKS DKI Jakarta, website resminya adalah jakarta.pks.id. Untuk tingka Kota/Kabupaten nantinya juga akan dibuat seperti itu,” tutur Dedi.

Ia menyarankan agar pihak-pihak yang ingin mendapatkan informasi dan sikap resmi PKS mengacu pada media resmi PKS. "Sangat mungkin dengan jumlah kader yang gemar mencari informasi, ada pihak-pihak yang mengejar ceruk pembaca tersebut dan menggunakan kata dan isu PKS sebagai daya tarik agar orang meng-klik situs tersebut, padahal bukan dikelola oleh struktur” ujarnya.

Dedi mencontohkan, pemberitaan yang dilakukan situs Piyungan Online yang sering disalahartikan sebagai website milik struktur partai. “Padahal blog atau situs tersebut dikelola oleh pribadi dan tidak mewakili sama sekali sikap PKS. Bahkan dalam beberapa kesempatan, isi media tersebut mengganggu reputasi PKS sebagai partai dakwah,” ujar Dedi lagi.

Humas DPP PKS, tambahnya, sudah pernah mengirimkan surat agar pengelola web www.pkspiyungan .org menyerahkan atau mengembalikan URL (Uniform Resource Locater) ke struktu PKS setempat, namun hal tersebut belum dipenuhi oleh pengelola akun tersebut.

Sumber : http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/10/01/nvj5sb319-pks-di-daerah-harus-kelola-media-secara-profesional

Narasi Muhammad


oleh: Anis Matta, Lc

“Aku bisa berdoa kepada Allah untuk menyembuhkan butamu dan mengembalikan penglihatanmu. Tapi jika kamu bisa bersabar dalam kebutaan itu, kamu akan masuk surga. Kamu pilih yang mana?”

Itu dialog Nabi Muhammad SAW dengan seorang wanita buta yang datang mengadukan kebutaannya kepada beliau, dan meminta didoakan agar Allah mengembalikan penglihatannya. Dialog yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas itu berujung dengan pilihan yang begitu mengharukan: "Saya akan bersabar, dan berdoalah agar Allah tidak mengembalikan penglihatanku."

Beliau juga bisa menyembuhkan seperti Nabi Isa, tapi beliau menawarkan pilihan lain: bersabar. Sebab kesabaran adalah karakter inti yang memungkinkan kita survive dan bertahan melalui seluruh rintangan kehidupan. Kesabaran adalah karakter orang kuat. Sebaliknya, tidak ada jaminan bahwa dengan bisa melihat, wanita itu akan bisa melakukan lebih banyak amal saleh yang bisa mengantarnya ke surga. Tapi di sini, kesabaran itu adalah jalan pintas ke surga. Selain itu, penglihatan adalah fasilitas yang kelak harus dipertanggungjawabkan di depan Allah, karena fasilitas berbanding lurus dengan beban dan pertanggungjawaban. Ada manusia, kata Ibnu Taimiyah, lebih bisa lulus dalam ujian kesulitan yang alatnya adalah sabar ketimbang ujian kebaikan yang alatnya adalah syukur.

Nabi Muhammad juga berperang seperti Nabi Musa. Bahkan Malaikat Jibril pun pernah meminta beliau menyetujui untuk menghancurkan Thaif. Tapi beliau menolaknya. Sembari mengucurkan darah dari kakinya beliau malah balik berdoa: "Saya berharap semoga Allah melahirkan dari tulang sulbi mereka anak-anak yang akan menyembah Allah."

Muhammad bisa menyembuhkan seperti Isa. Juga bisa membelah laut seperti Musa. Bahkan bulan pun bisa dibelahnya. Muhammad punya dua jenis kekuatan itu: soft power dan hard power. Muhammad mempunyai semua mukjizat yang pernah diberikan kepada seluruh Nabi dan Rasul sebelumnya. Tapi beliau selalu menghindari penggunaannya sebagai alat untuk meyakinkan orang kepada agama yang dibawanya. Beliau memilih kata. Beliau memilih narasi. Karena itu mukjizatnya adalah kata: Al-Qur'an. Karena itu sabdanya pun di atas semua kata yang mungkin diciptakan semua manusia.

Itu karena narasi bisa menembus tembok penglihatan manusia menuju pusat eksistensi dan jantung kehidupannya: akal dan hatinya. Jauh lebih dalam daripada apa yang mungkin dirasakan manusia yang kaget terbelalak seketika menyaksikan laut terbelah, atau saat menyaksikan orang buta melihat kembali.

Sebuah Puisi untuk Sahabat Pejuang


Salam 'alaika yaa pejuang

Engkau telah bekerja
Kita telah berkeringat bersama
Kalian telah menyaksikannya
Atas itu semua akan berbuah pahala

Jalan jalan telah engkau lewati
Kelokan demi kelokan telah kami rasakan
Desa demi desa telah menjadi saksi kehadiran kita
Bukit & gunung telah engkau taklukkan

Sungai & laut telah engkau belah dengan semangatmu
Batu & pasir menjadi saksi perjalanan kita
Berdebu & berderu sepanjang jalan
Semua menjadi saksi perjuangan kita.

Sahabat...
Aku tahu, masa ini ada mimpi yang terwujud
Ada impian yang tertunda nyatanya.
Itu hanya tentang waktu
Itu hanya tentang takdir
Karena engkau pejuang yang sesungguhnya
Bagi kalian yang telah bertarung sepenuh jiwa.

Sahabat.....
Ada sedih bagi impian yang tertunda
Tapi yakinkan aku, itu hanya sedih dalam jenak waktu yang singkat
Karena aku tak ingin melihatmu murung padahal kau seorang pejuang.

Saudaraku....
Tahukah engkau, bahwa kau tak sendiri
Menang kalahmu kita tetap bersama
Karena kita adalah saudara.

Sahabatku...
Engkau telah mengajarkan pada kami
Tentang nilai perjuangan
Tentang takaran pengorbanan
Tentang daya pertarungan.

Kami memberi penghormatan untukmu pejuangku.
Sambutlah harimu dengan senyum.
Berdiri setegar karang
Karena engkau adalah pejuang.

Gowa, 10 Des 2015

Mallarangan Tutu
https://www.facebook.com/Mallarangan-Tutu-990379814352359/?fref=ts

Tanpa Tarbiyah, Kita Punah


Oleh : Nandang Burhanudin *

Mentarbiyah diri tak akan pernah purna hingga kita meraih surga. Tarbiyah perlu proses mujahadah. Tidak tergantung pada siapa dan apa marhalah. Karena pada faktanya, kupu-kupu tak mampu menyematkan nama kita pada kilau bintang di langit. Sebagaimana ikan tak lagi mampu menggoreskan asa kita di hamparan samudra.

Tarbiyah diri mendegupkan gema mahabbah di dalam jantung. Terus berpijar getar demi getar dalam ide-ide besar. Sibuk menebar jejak, melayangkan pandang. Tak lagi tergoda tarian burung atau menyimak percakapan pohon dan rerumputan. Tarbiyah diri mengokohkan jiwa, agar tak lagi risau dengan desau angin yang mengugurkan embun dari helai dedaunan.

Perih tajam kerikil, hingga kerongkongan tak lagi tersentuh hujan. Namun tarbiyah melarikan sebutir cahaya. Butiran air yang berkilau dari gugusan rembulan yang bulat penuh. Memang tak akan ada kilau pelangi. Namun cahaya itu, menguatkan sayap tak seperti bulu-bulu yang gugur dari sayap burung segagah burung gagak.

Tarbiyah tentang sekelumit cinta. Mendobrak dinding-dinding lapuk berlumut yang kerap menjadi petaka yang memenjara jiwa. Memupus gersang dengan gemercik sungai perhatian. Tarbiyah memaksa kita mengarungi malam demi malam, menepis debu demi debu, bahwa di atas semua ikhtiar manusia ada Allah Sang Maha Pecinta.

Jadi kawan. Mari kembali teguhkan diri. Tarbiyah sejati bukan merajut mimpi jaring laba-laba. Saatnya kita ikrarkan diri. Aku tak akan tidur atau terkubur. Aku bukan pula benih hampa. Aku tak akan terbelenggu ketidakberdayaan. Patut untuk dicatat sebuah kesadaran: tanpa proses tarbiyah diri, aku bukanlah siapa-siapa.

* https://www.facebook.com/aufainternational

Nasyid Wanita Keadilan by Shoutul Harakah


Perjuangan wanita keadilan
menjadi tiang negara dan agama
landasan bagi generasi masa depan
dalam mengayun siap..
songsong fajar islam

melahirkan wanita indonesia
cedas dan bertakwa
berakhlak mulia dan berbudaya
cermin keagungan negara

Reff:
Damai sejahtera terbentang 
menyambut kau berjuang
wanita keadilan
pintunya terbuka 
untukmu  hai mujahidah 
wanita keadilan

Lihat videonya,

PKS Sebut Kebijakan Pengupahan Era Jokowi Tak Adil


Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera menilai kebijakan pengupahan di era Presiden Joko Widodo saat ini tak adil. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 yang jadi dasar pengupahan justru menabrak Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Ketua Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, Teknologi, dan Lingkungan Hidup Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera Memed Sosiawan mengatakan, dalam Pasal 88 ayat 4 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah mengatur dan mengamanatkan bahwa penetapan upah minimum harus berdasarkan hasil survey Komponen Hidup Layak (KHL).

Hal ini berbeda dengan Pasal 44 PP 78 tahun 2015 yang mengatur bahwa penetapan upah minimum tidak lagi berdasarkan hasil survei KHL, melainkan berdasarkan upah minimum provinsi tahun sebelumnya ditambah inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

“Penerbitan PP 78 tahun 2015 membuktikan Presiden Joko Widodo tersandera oleh kepentingan pengusaha dan pemodal," kata Memed dalam keterangan tertulisnya. Lebih jauh Memed menjelaskan, PP tersebut mengatur tentang pengupahan dalam Paket Kebijakan Ekonomi IV, berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia yang saat ini berada dalam tekanan hebat.

Kebijakan tersebut seperti menghadapkan kepentingan pengusaha yang mendukung kebijakan pengupahan tersebut, dengan pekerja yang menolak. Para pekerja sampai saat ini masih berharap fomula pengupahan berdasarkan pada komponen hidup layak.

Memed sendiri menilai, formula penghitungan upah minimum yang terdapat pada Pasal 44 PP 78 tahun 2015, lebih tepat untuk menghitung kenaikan gaji seluruh karyawan bagi sebuah perusahaan per tahun. "Formula tersebut tidak tepat kalau diterapkan untuk menentukan upah minimum," katanya.
Lihat juga:Tuntut Upah Layak, Buruh Bekasi Jalan Kaki ke Istana
Upah Minimum yang paling adil bagi para pekerja, lanjut Memed, adalah tetap melalui survei komponen hidup layak di setiap daerah. Survei diperlukan agar pekerja dapat tetap hidup layak dalam menghidupi keluarga mereka, dengan ambang batas minimal upah yang layak.

Di sisi lain, pemerintah ,menurutnya juga perlu memperhatikan keadilan bagi pengusaha atau pelaku industri. Ia memberi masukan berupa pemberian kemudahan insentif pajak, agar para pelaku usaha atau industri bisa memberikan Upah Minimum yang layak bagi karyawannya.

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/politik/20151126205227-32-94382/pks-sebut-kebijakan-pengupahan-era-jokowi-tak-adil/

Suasana Senam PKS Hari Ini

Hari ini bidang Kepanduan dan Olahraga DPC PKS Rappocini kembali melaksanakan Senam PKS yang telah menjadi kegiatan rutin pekanan setiap Ahad pagi. Tempat tetap di lapangan Hertasning depan Kantor PLN.

Baca juga : Senam PKS dan Senam Nusantara Sekarang Hadir di Lapangan Hertasning

Peserta yang hadir hari ini (29/11/2015) semakin bertambah dibanding pekan lalu. Berikut beberapa foto yang dikirim oleh pak Alamsyah via WhatsApp.




Tetap semangat dan jangan lupa olahraga minimal 15 menit setiap hari :)

Sekilas Tentang Pengurus DPW Sulawesi Selatan

Mallarangan Tutu : Ketua DPW PKS Sulsel
Kepengurusan DPW PKS Sulsel periode 2015-2020 telah ditetapkan dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW Sulsel, di Hotel Grand City Sudiang, Minggu (18/10/2015) lalu.

Di kursi ketua, terpilih Mallarangan Tutu. Pria kelahiran Takalar 12 November 1973. Pengusaha ini sebelumnya menempati posisi Wakil Ketua DPW PKS Sulsel (2009-2014), Ketua Bidang Kepanduan (1999-2004), Ketua Pembinaan Daerah Dakwah (PDD) 7 PKS Sulsel (2004-2009), Ketua Kaderisasi PKS Sulsel (2004-2009).

Mallarangan akan didampingi Wakil Ketua Syamsari Kitta, Sekretaris Taslim Tamang dan bendahara Ariady Arsal. DPP PKS juga menetapkan Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Hasanna Lawang, Sekretaris Jafar Sodding. Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW) Muhammad Yusuf Halid, Sekretaris Abdul Qahar Zainal serta Ketua Bidang Kaderisasi Arsul Maduppe.

Hotel, Telepon dan Uhud


Alhamdulillah pagi ini aku membersamai anak anak SD olahraga setelah shalat subuh di pelataran depan ruang kelas. Tak lama terdengarlah lagu "Islam Cinta Keadilan" menyemarakkan suasana cerah kami. Lamat lamat ada perasaan sentimentil menyeruak dalam perasaanku kala mendengar lagu "jadul" itu. Lagu itu lahir bersama dengan kelahiran Partai Keadilan tahun 1998. Lagu itu juga melempar ingatanku kepada sekian mozaik manis menggelikan suasana kejiwaan yang ada saat itu. Salah satunya adalah kebiasaan memakai hotel untuk perhelatan acara partai.

Saat itu memakai hotel untuk sebuah acara benar benar membuat kikuk. Terlihat jelas pada saat acara digelar, banyak peserta memuaskan dulu penglihatannya memelototi bangunan hotel beserta perabot dan asesoris yang ada di dalamnya. Pernah ada seorang akh membuat "catatan peradaban" yang mungkin bisa disebut premature paradigma shift saat menghuni kamar hotel. Akh itu rupanya tertarik dengan benda bernama telepon dalam hotel. Maka mulailah ia memencet nomor telepon dan tak lama kemudian raut heran menampak di wajahnya. Ia menatap gagang telepon yang ada di tangannya cukup lama lalu bicara kembali dengan lawan bicaranya. Tapi sekali lagi ia menampakkan rasa heran dan setelah itu ia menutup telepon kamar. Teman sekamarnya saat itu membiarkan saja kejadian berlalu begitu saja. Tidak ada yang istimewa koq, mungkin itu yang ada dalam benaknya. Tapi ketika waktu check out dari hotel tiba barulah beberapa ikhwah sadar bahwa kejadian itu bukan sesuatu yang biasa. Bagian front office rupanya menyodorkan tagihan atas kamar itu untuk pemakaian telepon ke luar negeri ! Untuk jaman itu, nominal tagihannya sangat besar. "Akhi koq bisa begini tagihannya ? Antum ngapain aja di kamar ? " tanya akh yang akan bayar. Akh penelpon itu menjawab, "Ana hanya mencoba pakai telepon tapi saya tidak tahu kalau itu nyambung ke Rusia..! "

Kini "main hotel" bagi ikhwah dan akhwat bukanlah hal baru yang kadang mengambil porsi diskusi cukup lama seperti waktu itu. Hampir semua kegiatan mengambil hotel sebagai tempat perhelatan. Boleh jadi karena itu efisien, praktis, nyaman dan mungkin juga sudah ramah untuk ukuran kantong ikhwah. Kini sudah sangat jarang kita mendengar cerita konyol dan kisah lucu seperti itu yang mungkin nyindir tentang kelakuan peradaban kita yang out of box seperti dulu. Hotel bukan lagi situs mendebarkan dan taman yang kadang membuat kita kikuk dan merasa terlempar ke dunia lain. Ia tak lebih bangunan lain yang kerap kita kunjungi untuk beragam maksud. Dan memang "al ulfah taqtulul hassasiyah," rutinitas itu melumpuhkan kepekaan, demikian Syaikh Malik Badri, guru besar Psikologi dari Sudan, murobbi kita semua, mengingatkan kita dalam bukunya "At Tafakkur minal musyahadah ilas Syuhud.." Jadi kalau ikhwah mau kembali mereguk manisnya beracara mungkin "adat berhotel" perlu dipertimbangkan. Sebab yakinlah, pada setiap inci makhluk Allah, baik yang bergerak maupun diam, ada semesta unik yang menawarkan mukjizat dan pengalaman rohani berbeda. Nabi saw pernah berdendang, "Gunung Uhud itu cinta kepada kita dan kita cinta kepadanya.."

Ust. Suryadarma
https://www.facebook.com/surya.darma.731135/posts/941198749300146

Tidur Ternyenyak


Mau tahu tidur ternyenyak ?

  • Malam Perang Badar kala sahabat tertidur pulas di bawah guyuran hujan deras. 
  • Malam peristiwa hijrah kala Ali menggantikan Rasulullah Saw di tempat tidurnya agar para pengepung yang berniat membunuh beliau menyangka bahwa beliau masih ada di dalam rumah. 
  • Dan tidur sahabat Huzaifah pada Perang Khandaq sehabis menjalankan perintah Nabi saw malam hari menyusup masuk ke dalam tubuh barisan koalisi (ahzab) memastikan apakah mereka sudah bubar dan segera meninggalkan kota Madinah.
Ust. Suryadarma.
https://www.facebook.com/surya.darma.731135

Otoritas Wahyu


Sebuah kata selamanya berhajat kepada kata lain untuk terang. Kata mental bersifat netral. Tapi ketika sifat block hadir dia menjadi negatif. Disinilah kemudian kolam sejarah menoreh peperangan pendapat dan gagasan yang bertarung abadi. Block karena apa ? Will to power ala Nietzche? Survival instinct ala Darwin? Uncounciousness state ala Freud ? Khathrah ala Al Ghazali ? Ghiyabul hubb ala Rumi dan Adawiyah ? Disitu cerita dan peristiwa kadang berkelindan kadang juga berjarak.

Pernah ada seorang sastrawan terkemuka mengusulkan seorang pelacur dari Tulung Agung tahun 2008 agar dinobatkan sebagai Ibu Indonesia. Ibu itu janda lalu jadi pelacur karena disia-siakan suaminya. Untuk menafkahi 5 org anaknya dari pagi sampai siang hari ia berlaku buruh pemecah batu dengan upah 400 ribu per bulan dan malam hari sebagai penyewa kelamin dengan tarif 30 ribu per transaksi. Memang klise tapi tetap saja ramai sahutannya. Ada yang protes. Bahkan lebih banyak yang marah. Kenapa harus ibu dengan profesi seperti itu dinobatkan ? Kenapa bukan istri pemulung yg ngais-ngais rejeki di tempat bau tapi emoh jadi pelacur ? Kenapa bukan istri penyair yang komit dengan kesuciannya meski melayani seorang lelaki luntang-lantung menjajakan bahasa awan dan langit dengan resiko dapur kering dari asap dan bumbu masak ? Kenapa dan kenapa?

Disini terma mental block dicurigai karena memonopoli opini dan tak memberi ruang baca bagi pihak lain. Padahal teori psikologi apapun hampir bersabda seragam bahwa kehadiran mental block selamanya didahului oleh sentuhan peristiwa menyedihkan dan traumatik lalu berinkubasi dalam struktur kejiwaan manusia dan selanjutnya mudah ditebak: dialah maharaja pengendali atas cara berpikir dan berlaku kita. Mungkin disitu hebatnya otoritas wahyu; dia hadir tanpa intervensi lingkungan, tanpa sayatan keperihan sejarah, tanpa dialog dan bisik bisik pendahuluan; dia hadir dengan bunyi dan palu hakim sekaligus..!!!

Ust. Suryadarma.
https://www.facebook.com/surya.darma.731135

Aksi Keren Bunda Rahmi dan Muda di TV Lokal


GoTV Sulsel membahas Pro Kontra Lelang Jabatan Kepala Sekolah dengan salah satu narasumber adalah Bunda Rahmi, Aleg DPRD Provinsi dari PKS. Penjelasan singkat tentang penampilan beliau seperti tertulis dalam komentar di akun facebooknya sebagai berikut :

Jadi tdk ada istilah "lelang" jabatan kepala sekolah krn yg diatur dlm UU no 5/2014 ttg ASN, lelang jabatan itu hny utk eselon 1&2, eselon 3&4 melalui Baperjakat.

Kepsek itu adl tugas tambahan sbg guru jd bukan jabatan struktur organisasi diknas.

Yg ada adl rekruitmen kepala sekolah dg pola baru.
Sbh reformasi pendidikan ingin dilakukan oleh walikota.

Hasil uji akademik yg dilakukan assesor menjadi rekomendasi ke p wali, layak ato tidaknya SDM tsb menjadi kepsek.
Tentunya, Baperjakat jg pny rekomendasi utk itu.
Butuh "ketrampilan" & ketegasan utk memutuskan 420 org sbg kepsek di kota Mks.

Sbg pola baru, tentunya pemkot msh "tertatih2" menjalankannya. Tp ini adl modal awal utk melakukan reformasi pendidikan di kota Mks.

Pemkot hrs belajar dr proses pertama ini, shg pd proses rekruitmen ke 2, polanya sdh lbh bagus, efektif & efesien.

Mari kita doakan p wali, agar blio ttp konsisten dg proses reformasi pendidikannya yg diawali dg rekeuitmen kepsek ini.


Di stasiun TV Lokal lain, Ve Channel TV. Ketua Umum DPD BKPRMI Makassar Mudzakkir Ali Djamil, ST. Yang juga Ketua Komisi D DPRD Makassar Menjadi narasumber Talkshow THE WEEK OF PARLIAMENT dengan tema "Adipura Untuk Makassar".

Keep On Fighting 'till The End.

Erdogan Tidak Akan Minta Maaf Pada Putin Atas Jatuhnya Jet Rusia


Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan dirinya tidak akan pernah meminta maaf pada Presiden Vladimir Putin atas jatuhnya jet Rusia oleh pesawat tempur Turki Selasa lalu. Erdogan juga membantah tuduhan Putin bahwa negaranya mendukung ISIS.

Dalam wawancara eksklusif dengan CNN, Kamis (26/11), di Ankara, Erdogan mengatakan bahwa yang harus meminta maaf seharusnya adalah pihak yang telah memasuki wilayah mereka, yaitu Rusia.

"Mereka yang melanggar wilayah udara kami yang seharusnya minta maaf, pilot dan angkatan bersenjata kami hanya menjalankan tugas," kata Erdogan.

Erdogan bersikeras bahwa pesawat Rusia Su-24 telah memasuki wilayah mereka sehingga dijatuhkan oleh jet F-16 Turki. Sebelum menembak, Turki mengatakan mereka telah memperingati sebanyak 10 kali namun diabaikan.

"Jika pelanggaran tersebut terjadi hari ini, Turki juga akan melakukan hal yang sama," tegas Erdogan.

Rusia membantah pesawat mereka memasuki wilayah Turki. Seorang kopilot Rusia yang selamat dari insiden tersebut mengaku tidak mendengar adanya peringatan dari pihak Turki.

Putin berang atas tindakan tersebut. Kepada reporter di Moskow kemarin, Putin mengaku tidak habis pikir mengapa Turki yang merupakan sekutu Rusia melakukan hal tersebut.

"Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa kami bisa diserang pihak yang telah kami anggap sekutu. Kami menganggap Rusia adalah negara sahabat," ujar Erdogan.

Turki memberikan bukti rekaman audio yang menunjukkan mereka telah memberikan peringatan pada jet Rusia, namun diabaikan.

Menyusul peristiwa itu, Rusia menurunkan sistem anti rudal S-400 ke pangkalan militer Suriah yang dekat perbatasan Turki.

Sebelumnya usai insiden tersebut, Putin mengatakan bahwa Turki adalah negara pendukung teroris. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova bahkan mengatakan Turki punya hubungan financial dan minyak dengan ISIS.

Erdogan mengecam pernyataan tersebut dan mengisyaratkan hubungan kedua negara akan menemui "jalan buntu",

"Jika Putin mengatakan kami bekerja sama dengan Daesh, bahkan kami bersekutu, itu adalah kesalahan besar, karena kami justru melakukan sebaliknya. Perkataan bahwa kami membeli minyak dari Daesh, dan hal ini disampaikan oleh pejabat Rusia, sangat, sangat tidak bisa diterima," kata Erdogan.

Sumber  : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20151127070548-134-94401/tembak-jet-rusia-erdogan-tidak-akan-minta-maaf-pada-putin/

Ketua DPW PKS Sulawesi Selatan Memberi Selamat Hari Guru


Hari Guru adalah hari untuk menunjukkan penghargaan terhadap guru, dan diperingati pada tanggal yang berbeda-beda bergantung pada negaranya. Di beberapa negara, hari guru merupakan hari libur sekolah.

Di Indonesia, Hari Guru Nasional diperingati bersama hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)- 25 November. Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, dan dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Guru di Indonesia dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa (http://www.unotil.org/legal/IndonesianLaw/keppres/kp199478.htm).

PKS sangat menghormati guru, karena guru yang membimbing dan mengarahkan kita semua untuk selalu menjadi lebih baik dari hari kemarin. Guru yang dengan keteladanan dan ilmunya telah membentuk kita menjadi seorang manusia yang bisa mengenal Tuhan dan mengenal diri dan lingkungan.

Ketua DPW PKS SulSel Mallarangan Tutu dalam akun facebooknya tak ketinggalan mengucapkan selamat, "Pengabdian guru laksana cahaya dalam kegelapan. Jasamu senantiasa tak akan tergantikan dan takkan lekang oleh zaman, Selamat hari guru".

Ucapan Selamat Hari Guru dari Ketua BKPRMI Makassar


Sang Guru Ngaji
Mengajarkan, mengenalkan, mendidik,
menteladani sesuai ajaran islam.
Dengan perhatiannya, dengan kasih sayangnya,
dengan kesabarannya, dengan ihklas, tanpa pamrih. 
dengan gigih mereka berjuang atas nama islam,
merekalah pejuang pejuang kita, pejuang dijalan Allah.

#TerimakasihGuruNgajiku

SELAMAT
HARI GURU
25 NOVEMBER 2015

Mudzakkir Ali Djamil, ST.
Ketua Umum DPD BKPRMI Kota Makassar
Wakil Ketua Dewan Pendidikan Kota Makassar


Mewujudkan Tagline Itu adalah Sesuatu

Semua partai berserta calegnya saat berkampanye di musim pemilu legislatif pasti akan mempropagandakan tagline yang menjadi tema dari janji-janji atau rencana yang akan mereka lakukan saat terpilih nanti. PKS dengan tagline "Cinta Kerja Harmoni" menurut Anis Matta selaras dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Hambatan yang masih diakui adalah belum membaurnya kader dengan masyarakat dan dengan tagline atau jargon ini maka diharapkan akan melekatkan kader dengan warga. Berbekal tagline saja, para kader PKS langsung bekerja dengan turun langsung ke masyarakat sekitar mereka. Apalagi saat itu (2014) PKS sedang dalam terpaan banyak "badai" dan selalu mendapatkan "serangan" di semua media sehingga rata-rata pengamat politik meramalkan bahwa pasti PKS sudah tidak masuk ET.

Kenyataan ternyata berbicara lain karena suara PKS tetap bertahan dan bertambah dari pemilu sebelumnya, bahkan punya peranan dalam Koalisi Merah Putih yang merupakan koalisi partai yang mengusung Prabowo sebagai calon presiden RI. PKS telah membuktikan bahwa tagline adalah sesuatu yang harus dibuktikan dan bukan sekedar wacana.

Bagaimana dengan caleg ?

Para caleg di PKS pun punya tagline sendiri menyesuaikan kondisi daerah pemilihannya. Sebagai contoh kita ambil tagline dari caleg DPRD Provinsi Dapil Makassar 1, Hj. Sri Rahmi, S.A.P yang akrab disapa dengan Bunda Rahmi yaitu "Bunda Untuk DPRD Bersih".


Setelah terpilih sebagai salah satu aleg DPRD Provinsi, Bunda Rahmi membuktikan tagline tersebut. Beliau bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya dan terus berusaha mewujudkan DPRD yang Bersih. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan publikasi kegiatan-kegiatan DPRD melalui akun media sosial di twitter dan facebook. Pembahasan anggaran SKPD yang saat ini berlangsung pun bisa kita liat melalui akun tersebut.




Tagline dari Aleg DPRD Kota Makassar, Mudzakkir Ali Djamil, ST yang dikenal dengan nama MUDA juga menarik yaitu "Selalu Dekat dan Peduli". Dan memang dalam kesehariannya, MUDA adalah sosok yang mudah bergaul dengan semua kalangan, ditambah penampilannya yang selalu rapi plus kacamatanya yang semakin meyakinkan bahwa orangnya punya banyak solusi-solusi kreatif untuk Kota Makassar.


MUDA membuktikan tagline tersebut, dengan adanya berbagai prestasi bersama fraksi PKS di DPRD Kota Makassar. Menariknya lagi adalah beliau memanfaatkan media sosial khususnya facebook untuk bisa menerima aspirasi dari masyarakat.


Tagline Baru PKS

Sekarang PKS mempunya tagline baru. Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri meminta setiap kader PKS untuk serius menjalankan amanah "Berkhidmat untuk Rakyat". Yang disampaikan Salim saat memberikan arahan pada acara Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-4 PKS DKI Jakarta di Ruang Ballroom, Hotel Atlet Century, Jakarta.

"Pilihannya hanya ada dua: Berkhidmat untuk Rakyat atau Berkhianat untuk Rakyat? Tentu kita memilih ‘Berkhidmat untuk Rakyat’. Berkhidmat untuk Rakyat memiliki makna yang sangat dalam, yaitu memberikan solusi untuk setiap persoalan rakyat," tutur Salim di depan ratusan kader PKS DKI dari lima Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Semoga dengan tagline baru ini, PKS bisa menjadi partai papan atas pada Pemilu 2019 mendatang dengan raihan suara di atas 10 persen. Dan para Aleg yang terpilih sekarang tetap amanah menjalankan tugas sebagai wakil rakyat untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini. Aamiiin.

Tarbiyah Dzatiyah


Tiada arti sebuah keberhasilan proses tarbiyah rasmiyah (pendidikan formal) tanpa dibarengi kemampuan seorang muttarabby (anak didik) dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai nukhbah (kader) yang dinamis, sensitif dan bijak (hay, hassas, hakim). Cermatilah kecermelangan tarbiyah dzatiyah (pendidikan diri) tokoh-tokoh sejarah berikut.

Keluarga Nabi Ibrahim as

Ummu Ismail tak berhasil mencari jawaban dari Nabi Ibrahim kenapa sang suami tega meninggalkan mereka di lembah tak bertanam, tanpa kerabat dan bekal kecuali sekantung makanan dan minuman untuk hari itu. Maka ia mencoba mencari pertanyaan lain yang mencairkan segala yang beku, membukakan yang buntu, dan memudahkan  segala yang mustahil: “Allahkah yang menyuruhmu meninggalkan kami disini? Tanya Ummu Ismail. “Ya,” jawab Ibrahim. “Bila demikian pastilah Ia tak akan menyia-nyiakan kami, sahut Ummu Ismail.

Pada kondisi paling kritis dan dilematis itu, ia berhasil mengambil keputusan terbaik. Padahal sangat manusiawi, bila ia meminta agar Allah melimpahkan bahan makanan. Tapi yang ia lakukan justru berdoa agar keturunannya menegakkan shalat agar sebagian umat manusia mencintai mereka, baru kemudian ia minta agar Allah memberikan mereka rizki buah-buahan (Qs. Ar Ra’d: 37). Ia memang seorang pemimpin visioner.

Atau betapa bijaknya Ismail alaihissalam ketika ayahnya mengungkapkan, “Aku melihat dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu.” Ismail menjawab, “Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan temukan daku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs. Ash Shaffat:102)

Berbeda sekali dengan jawaban Yam bin Nuh yang telah menyaksikan langit pecah menumpahkan air berderai-derai dan bumi membelah mengeluarkan banjir bandang, lalu menjadi panduan ombak yang menggunung. Ternyata, ia masih yakin dapat berlindung ke bukit dan enggan bergabung dengan bapaknya dalam bahtera penyelamat (QS Hud:42-44). Inilah tanda-tanda kegagalan tarbiyah dzatiyah dan dominasi pandangan khas materialisme, yang kurun ini kian merebak.

Nabi Yusuf As

Di tengah paksaan istri pembesar Mesir yang mengajaknya berbuat mesum, Yusuf as menjawab, “Aku berlindung kepada Allah”. Dan ketika istri pembesar Mesir memprovokasi suaminya untuk menjatuhkan hukuman atau memenjarakannya, Yusuf mengajukan pembelaan yang sangat tegas dan polos, “Dia yang merayu diriku”. Hal yang di belakang hari dijawabnya dengan kata-kata yang lebih dewasa dan elegan.

Ketika raja memintanya untuk datang ke istana karena kecermelangan mentakwil mimpi, Yusuf menyuruh sang utusan kembali untuk menanyakan kisah wanita-wanita yang mengiris-iris jari mereka sendiri saatYusuf melintas. Maka ia tak perlu lagi mengatakan, Dia (istri pembesar Mesir) yang merayuku. “Justru istri pembesar Mesir yang semula main penjara dan siksa, kini mengaku bahwa ia yang merayu dan Yusuf menjaga diri.

Para sahabat dan Tarbiyah Dzatiyah

Lembaran sejarah para sahabat juga memberikan bukti keberhasilan tarbiyah dzatiyah. Di saat anak-anak bangsa menjadi kolaborator asing dan membenamkan negeri mereka ke kancah kehinaan, Ka’ab bin Malik menjadi contoh paling orisinil bagi kesetiaan, kesabaran, instropeksi diri dan kerendahan hati. Ia tidak tergiur oleh surat rayuan raja Ghassan yang menawarkan suaka politik: “Kudengar bosmu memboikotmu, padahal tak pernah engkau di (perlakukan) hina. Berangkatlah kepadaku, nanti aku santuni (muliakan) engkau.” (HR. Bukhari, Muslim dll.) Dengan cepat ia bakar surat itu, inilah dia bala’ yang sebenarnya,” katanya.

Atau Abu Rabi’, pembantu  urusan harian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Melihat kesetiannya, Rasul menawarkan apa kiranya yang diinginkannya. “As’aluka murafataka fi jannah,” (aku meminta untuk tetap dapat menemanimu di dalam surga), pinta Abi Rabi’. “Nah, bantulah aku untuk dapat menolongmu, dengan banyak bersujud, jawab Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.. Ia menuntut sesuatu yang jauh di atas nilai-nilai bumi dan sang guru menyiratkan jalan sejati  menuju kebahagiaan sejati, suatu ungkapan yang bernuansa tarbiyah dzatiyah.

Kegagalan Tarbiyah Dzatiyah

Beberapa episode perjalanan Bani israil bersama Nabi Musa mengatakan kita betapa pentingnya tarbiyah dzatiyah. Mereka tahu kedatangan Nabi Musa untuk misi penyelamatan. Apapun yang  mereka alami, kemenangan adalah kepastian. Namun, mereka gagal ( QS. Al A’raf :128-129).

Tenggelamya Fir’aun di laut dan selamatnya Bani Israil dari Fir’aun, tak menyisakan setitikpun keraguan untuk memasuki bumi suci yang dijanjikan (Al Maidah :20). Namun peristiwa itu seperti terjadi tanpa kuasa Allah. Mereka lebih memandang tubuh besar bangsa Amalek (raksasa) yang menduduki Kota Suci daripada jaminan kemenangan dari Allah. Berita tenggalamya Fir’aun yang perkasa adalah kegemparan yang besar yang mampu membuat siapapun lari tunggang langgang menghadapi pengikut Nabi Musa. Namun mereka justru menyampaikan ungkapan dekil yang khas, agar Musa dan Allah berperang diasana, baru setelah itu mereka masuk.

 Karenanya, mereka dikutuk. Berputar-putar di padang Tih, 40 tahun tak dapat memasuki kota suci yang dijanjikan. Allah masih memberikan mereka perlindungan berupa awan yang menaungi mereka dari sengatan terik matahari dan makanan instan Manna dan Salwa. Namun, baru beberapa saat mereka sudah protes,  “Hai Musa, kami tak bakal sabar menerima satu jenis makanan. Karenanya berdoalah untuk kami kepada Tuhanmu, agar ia mengeluarkan untuk kami tumbuhan bumi”. (QS. Al Baqarah:61). Perhatikan, bahasa apa yang mereka gunakan di hadapan nabi?

Dimana Kita?

Kita adalah satu di antara dua profil berikut. Alkisah, dua pasang belia membangun rumah tangga. Lepas walimah, sang suami pun harus berangkat lagi membina kader-kader dakwah, kerja yang biasa dilakukannya sampai larut malam. Malam panjang tanpa suami pun menderanya, membungkusnya dalam selimut sunyi lalu melemparnya dalam nyala bara yang menghanguskan keindahan hari-hari madu mereka. Perang pun mulai berkecamuk, “Zauji au da’wati? (Istriku atau dakwahku?).

Dengan mantap sang da’i merangkum kata menang: “Adindaku, kita bertemu di jalan dakwah. Allah melimpahkan kebahagiaan kepada kita dengan membimbing langkah kita ke dakwah yang diberkahi-Nya. Haruskah kita meninggalkannya, sesudah kekuatan itu bersatu dan bertambah untuk lebih meningkatkan kontribusi kita bagi dakwah? Jangan kita langgar janji kita kepada-Nya, sehingga keturunan kita kelak akan tercerai-beraikan oleh khianat kita.”

Tahun-tahun dakwah silih berganti. Ketika bayang-bayang kejenuhan dan kepenatan melintas, istri tercintalah yang tak bosan-bosan mengobarkan semangat dakwah dan pantang menyerah. Sampai anak-anak mereka tak punya pikiran menyuruh tamu-tamu menelpon di lain waktu karena ayahnya sedang istirahat. Mereka berlomba membangunkannya. Ia jadi yakin, dakwahlah yang membangunkannya bukan anak-anak yang berkolaborasi dengan tamu dan penelpon yang tak tau etika itu.

Profil yang satu lagi menghadapi hal yang sama, “istriku atau da’wah?” Satu jurus saja ia jatuh. Ketika dievaluasi, ia menangis dan dan bertekad, hujan, guntur dan badai tak boleh lagi menghalanginya dari tugas dakwah. Dan saat ia  telah bersiap melaksanakan tekad dan ikrarnya, tiba-tiba terdengar suara sang mertua. “Mertuaku atau dakwahku?” Sekali lagi ia tersungkur.

Tahun-tahun terbilang, kedua profil ini bertemu, yang satu dengan produk dakwah yang penuh berkah yang lain dengan kemurungan, dunia yang membelenggu dan urusan keluarga yang tak kunjung selesai.

sumber : http://www.hasanalbanna.com/tarbiyah-dzatiyah/

Beberapa Taujih Singkat dari Ust. Rahmat Abdullah, Ust. Anis Matta dan Ust. Salim A. Fillah


“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu"
(KH Rahmat Abdullah).

“Sekali lagi…Amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Bukan sebuah keluhan, ketidakterimaan..keputusasaan! Terlebih surut ke belakang. Ini adalah awal pembuktian..Siapa diantara kita yang beriman. Wahai diri sambutlah seruanNya…Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan…Bukan menghindar dari peperangan." (K.H. Rahmat Abdullah)

“….Seorang hebat akan memunculkan kehebatan yang lebih besar jika ia bertemu dengan orang hebat lainnya. Individu cerdas akan melahirkan kecerdasan yang luar buasa gemilang jika ia bekerja sama dengan individu cerdas lainnya. Tapi ternyata orang hebat yang satu tak mudah dipertemukan dengan orang hebat lainnya. Lalu potensi kehebatan ini seperti daun kering, gugur dari pohon lalu berserakan. Maka peran organisasi adalah mengumpulkan daun-daun yang berserak, menggabungkan kecerdasan terpendam dari individu-individu yang ada di dalamnya…". (Anis Matta)

“Jadilah kalian orang-orang yang: )I( Paling kokoh sikapnya. )I( Paling lapang dadanya. )I( Paling dalam pemikirannya. )I( Paling luas cara pandangnya. )I(Paling rajin amal-amalnya. )I( Paling solid penataan organisasinya. )I( Paling banyak manfaatnya". (K.H. Rahmat Abdullah)

“Merendahlah, engkaukan seperti bintang gemintang, Berkilau dipandang orangdi atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina". (K.H. Rahmat Abdullah)

“Mungkin suatu saat perjuanganmu jadi arus. Arus besar yang menumbangkan tirani. Tapi saat itu kamu sudah tidak ada. Waktu kamu melakukannya pertama kali, kamu hanya sendiri. Tapi itulah yang membuatmu abadi. Abadi dalam kenangan manusia. Abadi bersama bidadari di syurga. Kamu melakukan yang tidak dapat dilakukan orang lain. Kamu melakukan jihad". (Anis Matta).

"Lupakanlah kebaikan-kebaikan yang pernah kamu lakukan kepada orang lain, tapi jangan sekali-kali kamu melupakan kebaikan-kebaikan yang pernah orang lain lakukan terhadapmu. Lupakanlah keburukan-keburukan yang pernah orang lain lakukan terhadapmu, tapi jangan sekali-kali kamu melupakan keburukan-keburukan yang pernah kamu lakukan terhadap orang lain". (Ust. Rahmat Abdullah)

"Kita semua tercipta dari tanah, maka di sekitar kita pasti ada tangah yang gersang. Semoga kita diberi kekuatan untuk menjadi rembulan bagi malamnya, embun bagi subuhnya, dan awan teduh pada siangnya. Atau jika kitalah tanah yang gersang itu, sambutlah setiap sentuhan cinta, seperti karang pun ridha ditumbuhi lumut, lalu kokohnya remuk menjadi butiran hara yang menyuburkan bumi…". (Salim A. Fillah)

"Adakalanya para penyeru kebenaran harus menjadi kepompong, berkarya dalam diam, bertahan dalam kesempitan. Tetapi, bila tiba saatnya menjadi kupu-kupu, tak ada pilihan kecuali terbang, melantun kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia". (Salim A. fillah)

"Apa yang dipahami orang lain tentang kita sebenarnya dibentuk oleh sikap, perilaku dan cara kita mengekspresikan diri. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar tentang kita itulah yang menjadi faktor pembentuk citra kita dibenak mereka". (Anis Matta)

"Para pewaris nabi (ulama  adalah kafilah panjang yang akan terus menerus mengisi ruang kehidupan manusia dan mempertahankan jejak kenabian dalam narasi zaman". (Anis Matta).

"Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari". (Ust. Rahmat Abdullah).

"Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Bukannya tidak menyakitkan. Bahkan para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. Tidak…Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari akhirnya menjadi adaptasi, dan rasa lelah itu sendiri akhirnya lelah untuk mencekik iman. Begitupula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka". (Rahmat Abdullah).

“Ketika orang tertidur kamu terbangun itulah susahnya. Ketika orang merampas kamu membagi itulah peliknya. Ketika orang menikmati kamu menciptakan itulah rumitnya. Ketika orang mengadu kamu bertanggungjawab itulah repotnya. Makanya tidak banyak orang bersamamu di sini mendirikan imperium kebenaran". (Anis Matta)

“Para Pahlawan harus berhasil membangun ‘bunker’ dalam jiwa mereka. Tempat kunci-kunci daya hidup mereka tersembunyi dengan aman. Itulah yang membuat mereka selalu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, bekerja dalam kesulitan, optimis di depan tantangan dan gembira dalam segala situasi". (Anis Matta)

* dari berbagai sumber

Senam PKS dan Senam Nusantara Kini Hadir di Lapangan Hertasning

Salah satu kegiatan yang kini menjadi rutinitas dari bidang Kepanduan dan Olahraga DPC Rappocini adalah Senam PKS. Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan Hertasning setiap Ahad/Minggu pagi mulai pkl. 06.00 - 08.00.


"Sebagai manusia, tentunya tubuh kita harus terus dilatih dengan baik agar metabolisme dan pertumbuhan serta kesegaran tetap terjaga. Ini akan membantu kita juga agar senantiasa aktif dalam beraktifitas setiap hari. Oleh karena itu olahraga dan makan makanan bergizi secara teratur sangat diperlukan".

Selain itu, menurut Ustadz Sigit yang menjadi instruktur senam rutin ini. "Seorang mukmim yang kuat lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah. Jadi mari kita berolahraga minimal 15 menit setiap hari".


Ustadz Zainal sebagai sekertaris DPC mengajak semua kader dan simpatisan PKS serta masyarakat umum yang sering olahraga di sekitar lapangan Hertasning untuk ikut serta setiap Ahad pagi mengikuti Senam PKS yang gerakannya sudah teratur mulai dari pemanasan, gerakan inti, hingga pendinginan.

"Jadi gerakan-gerakan senam PKS ini memang dikreasikan untuk membuat tubuh kita semua bergerak dengan baik dan juga melatih otak kita untuk bisa menyeimbangkan semua gerakan kanan dan kiri" tambahnya.



Hari ini (22/11/2015) sekitar 35 orang yang hadir di lapangan mengikuti senam PKS. Dan biasanya saat istirahat ada acara makan bubur kacang ijo bersama.

Jadi tunggu apalagi, yuk senam PKS tiap Ahad di Lapangan Hertasning depan kantor PLN.

Nuansa - Perjalanan Cahaya


Setiap langkah berbekal keimanan
Penuhi seruan Alloh
Tegakkan panji keagungan Islam
dinaungi Al-Qur'an

Jiwa raga tlah dibeli Alloh
Dengan keindahan jannah
Tak silau kemegahan dunia
Tiada kan terhina

Takbir meninggi
Membumbung bumi
Sambut cahaya Illahi
Relakan diri cinta sejati
Syahid cita tertinggi

Reff:
Jalannya yang panjang
Dan penuh rintangan
Rijalnya yang berbatas bilangan
Sifat perjuangan

Tetaplah gigih berjalan
Genggam kebenaran
Jelanglah perjalanan cahaya
Sambut kemenangan

Judul Nasyid : Perjalanan Cahaya
Artist : Nuansa
Album : Perjalanan Cahaya

Antara Kelebihan dan Kepantasan


Oleh : Imam Rohani, ST. MT

Kelebihan adalah sesuatu yang luar biasa yang melampaui hal yang biasanya, kepantasan adalah segala sesuatu yang sesuai dengan kaidah ilahiyah dan kaidah alamiah. Umumnya semua kelebihan ada tingkat kepantasan di dalam diri orang-orang yang telah mencapainya. Mereka memiliki tingkat kepantasan itu dalam kelas yang berbeda, sesuai dengan tingkat kemajuan dan kelebihannya. Semua orang ingin memiliki kelebihan, namun kelebihan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja yang telah memenuhi syarat kepantasannya. kelebihan adalah milik minoritas di dalam masyarakat, sementara kepantasan adalah milik mayoritas orang-orang. Untuk mencapai dan mendapatkan kelebihan tersebut, setidaknya ada empat jenis kepantasan :

1. Spekulasi kepantasan

Tindakan yang bersifat untung-untungan, tidak di rencana tapi yakin dan mengharap hasilnya, dugaan yang tidak berdasarkan kenyataan. Kelebihan akan sulit diperoleh dengan cara spekulasi kepantasan, dengan melakukan sedikit tindakan mengharapkan hasil yang besar, dan berharap mendapatkan keajaiban, laksana  mimpi kejatuhan bintang.

2. Sekedarnya kepantasan

Sekedarnya kepantasan adalah tindakan yang dilakukan sekedarnya, atau kualitas dan tindakan yang dilakukan untuk mengharapkan dihormati dan dirayakan. Tindakan yang dilakukan atas dasar dorongan akan sanjungan dan pujian. Sekedarnya kepantasan akan sulit bertahan, konsisten dengan kelebihan, ia mudah kecewa jika tidak ada yang menyanjung atau terbentur dengan masalah.

3. Mayoritas kepantasan

Mayoritas kepantasan adalah suatu tindakan yang sudah biasa dilakukan manusia pada umumnya, seperti jika kita lapar maka kita makan, jika haus kita minum dan seterusnya. Nilai atau karakter yang sudah lazim di masyarakat, ia akan memiliki standar kepunyaan yang sama dengan kebanyakan orang. Sehingga mayoritas kepantasan akan sulit meraih kelebihan. Karena ia masih tidak mau bergeser dari zona nyaman. Don't expect different results if you're still doing the same thing. (Jangan mengharapkan hasil yang berbeda jika masih melakukan hal yang sama).

4. Totalitas kepantasan

Tidak pernah ada kerugian bagi orang yang totalitas dan bersungguh-sungguh dalam tindakannya, karena meskipun gagal dari usaha yang dilakukan pasti ada kebanggaan tersendiri, ia tidak membutuhkan sensibilitas umum ataupun prestise. Baginya tidak ada kata gagal sebenarnya, yang ada hanyalah terlalu cepat menyerah. Setiap apa yang diimpikan akan terwujud, hanya saja kapan terwujudnya adalah soal waktu, dan itu ditentukan oleh seberapa besar kita berusaha. Totalitas kepantasan akan menghasilkan kelebihan yang sempurna, sehingga Allah, Rasulnya dan orang-orang yang beriman memberi penghormatan besar kepadanya. “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu.” (At-Taubah : 105).

Burungpun terbang pagi-pagi untuk mencari makan, karena kalau dia terbangnya kesiangan, makanannya sudah habis. Semua kelebihan memiliki standar kepantasannya, dan Allah akan memberikan kelebihan kepada kita setelah kita memenuhi syarat-syarat kepantasannya, sesuai dengan tingkatannya.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya (memikulnya), dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. ”(An Nisaa : 58)

Wallahu A’lam bishshawab.


Penulis :
IMAM ROHANI, ST. MT

Email : imamrhnmt@gmail.com
Pendidikan: Alumni S2 Unhas
Jabatan : Pengurus DPW PKS Sulawesi Selatan

Reses, Muda Bertemu Konstituen


Reses anggota DPRD Kota Makassar yang berlangsung sepekan 16-22 November 2015 ini dimanfaatkan oleh Mudzakkir Ali Djamil, ST yang akrab disapa dengan Muda untuk bertemu dan menjalin silaturahim dengan konstituennya (19-11-2015). 


Bertempat di Rumah Makan Sambel Ijo jalan Landak Baru, Muda menjalin keakraban, berdiskusi dan memberikan penjelasan mengenai pendidikan dan kesehatan yang merupakan bidangnya saat ini di Komisi D DPRD Kota Makassar.


Muda memberikan informasi tentang prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh Fraksi PKS yang antara lain berhasil menaikkan insentif imam masjid, guru mengaji dan pemandi jenazah. Juga tentang sikap PKS untuk mengawal pemerintahan dari Walikota Dani Pomanto untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan. 

Hari-hari sebelumnya, Muda telah melakukan banyak kunjungan dan sidak di beberapa tempat di Kecamatan Rappocini, Makassar dan Ujung Pandang. Salah satu yang menarik dan diposting di akun facebooknya adalah peninjauan ke beberapa titik pengerukan drainase yang memang butuh perhatian serius.

PKS : Berkhidmat Untuk Rakyat

Berbagi Kebahagiaan dengan BerQurban


Rappocini,  Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, menyambut Hari Raya Qurban, Idul Adha 1436 H, DPC PKS Kecamatan Rappocini kembali melaksanakan pemotongan hewan qurban. Pemotongan tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 September 2015 di depan kantor DPC Rappocini.

Zainal sebagai ketua Panitia Pelaksana Qurban mengatakan bahwa kali ini ada 5 ekor sapi dan 1 ekor kambing. Hasilnya ada 216 kantong yang siap didistribusikan ke 10 kelurahan di Kecamatan Rappocini. Masing-masing kantong itu dengan berat 1kg.

"Jadi tahun ini kita memotong 5 ekor sapi dan 1 ekor kambing. Dan semua pelaksanaan dilakukan di kantor DPC Rappocini dengan melibatkan kader-kader PKS" tambahnya.
  

Di tempat yang sama Ketua DPC PKS Rappocini, Dharmawansyah menjelaskan bahwa PKS setiap tahun melaksanakan Qurban untuk berbagi kebahagiaan dengan semua orang. Beliau juga mengucapkan terima kasih pada para kader yang mempercayakan pemotongan hewan Qurbannya di DPC untuk dibagikan pada yang membutuhkan.

"Alhamdulillah ini adalah kegiatan rutin DPC Rappocini setiap Idul Adha, karena PKS ingin selalu berbagi dengan semua orang yang membutuhkan terutama para kader dan simpatisan PKS" kata Dharmawansyah.


Pendistribusian kantong-kantong qurban itu tetap melibatkan kader-kader untuk mengantarkan ke tempat-tempat yang telah dipilih.