Website dan Twitter DPC PKS Rappocini





Rappocini, Pada 23 Maret 2013 lalu pukul 16.00 di sekertariat DPC Rappocini, telah dilakukan pelatihan pengisian blog DPC Rappocini. Blog ini sudah lama dibuat tapi baru disosialisasikan dengan pengurus DPC dan mendaftarkan yang ikut dalam pelatihan ini sebagai penulis dan admin yang juga menjadi Tim Media DPC. Dharmawansyah selaku penanggunjawab kegiatan menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk bisa memberikan informasi-informasi tentang kegiatan PKS khususnya di Kecamatan Rappocini dan menjadi salah satu media untuk silaturahim antar kader. Blog ini dibuat dengan memanfaatkan blogger.com dengan template pkskeren3 dari pkspiyungan.org. Pelatihan mengisi blog ini dipandu oleh Abu Azzam dan berjalan dengan lancar walaupun koneksi internet sangat lambat.

Selain blog juga didaftarkan akun twitter @pksrappocini. Blog ini pun dihubungkan dengan twitterfeed agar setiap update dari blog otomatis akan terkirim ke twitter. Semoga dengan blog dan twitter ini PKS Rappocini bisa terus memberikan informasi terbaru tentang kegiatan-kegiatan DPC ataupun taujihat-taujihat dari para guru untuk menambah ilmu dan pengetahuan kita semua.

PKS Menuju 3 Besar, Insya Allah. Allahu Akbar.

Sri Rahmi Pelopori Kampanye Stop Paku Pohon

PKS SULSEL – Bakal calon wali kota Makassar Sri Rahmi ingin memberikan edukasi politik yang positif terkait prilaku kandidat pada tahapan sosialisasi hingga kampanye dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar. Salah satu terobosan yang ingin dilakukan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini yakni sistem publikasi alat peraga berbasis lingkungan, dengan tidak menempatkan alat peraga miliknya di pohon dan fasilitas umum lainnya. Sri Rahmi yang juga inisiator rancangan peraturan daerah (Ranperda) Asap Rokok itu, mengajak kepada kandidat lain untuk menunjukkan prilaku santun dengan tidak mengotori estetika Kota Makassar oleh alat peraga yang terpasang tidak sesuai pada tempatnya. “Tentu akan menjadi penilaian buruk dimata masyarakat jika alat peraga dipasang di sembarang tempat apalagi dengan memakui pohon. Perilaku ini bisa membuat masyarakat jengah dan menimbulkan antipati dan mempengaruhi minat pilih masyarakat,” tandas legislator DPRD Makassar ini.

sumber : http://pkssulsel.org/sri-rahmi-pelopori-kampanye-stop-paku-pohon/

BAERKARIR TUMBANGKAN TIRANI

Semangat untuk menjadi seorang pemenang sadah kita awali dalam rahim ibu dengan mengalahkan miliaran sperma yang lain.Kini kita telah lahir,dilahirkan untuk menjadi seorang pemenang bukan malah sebaliknya menjadi seorang pecundang.Begitulah DPC Rappocini sebagai lahan awal atau miniatur awal untuk bisa menumbangkan tirani kezoliman karena kemenangan perlu kita warisi.Jika dahulu Bung Karno mengatakan berikan aku sepuluh pemuda akan kugoncangkan dunia.Namun hari ini tekat harus tertanam semangat harus menggebu-gubu dimana bukan lagi menggoncangkan dunia tetapi mencahayai dunia yang mulai terseok-seok.tekat harus tertanam bahwa perlu ada menara-menara yang dapat mencahayai negeri yang gelap dengan kezoliman.DPC Rappocini perlu mewarisi semangat itu dimana sebagai batu loncatan kader PKS untuk menumbangkan tirani kezoliman .DPC Rappocini perlu menjadi tameng terdepan demi tumbangnya kezoliman itu.Allahu Akbar

Pengertian Al-Qur’an (Ta’riful Qur’an)

Pembahasan tentang pengertian al-Qur'an (ta’riful Qur’an) mencakup tiga bagian pembahasan yaitu: definisi al-Qur'an, nama-nama al-Qur'an, dan fungsi atau kedudukan al-Qur'an

Mukadimah

Pemahaman kaum muslimin ¾  secara umum ¾  terhadap al-Qur'an masih parsial (juz’i). Hal itu menyebabkan Al-Qur'an belum difungsikan secara menyeluruh dan utuh. Sebagian masyarakat memahami al-Qur'an sebagai obat (syifa) saja, maka mereka memfungsikannya hanya sebatas sebagai penyembuh. Sehingga, Al-Qur'an baru dekat dengan orang-orang yang sakit, sekarat atau sudah meninggal. Padahal al-Qur'an sebenarnya lebih dibutuhkan oleh orang-orang yang sehat. Sebagian yang lain hanya memahami al-Qur'an sebagai kitab bacaan yang pahalanya besar. Pemahaman yang terbatas ini mendorong masyarakat merasa puas setelah hanya membaca al-Qur'an.  Pemungsian al-Qur'an oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh pengetahuan (tashawur) dan persepsi mereka terhadap al-Qur'an itu sendiri. Hal inilah yang membuat pengenalan terhadap al-Qur'an menjadi sangat penting.

1.    Pengertian al-Qur'an (ta’riful Qur’an)

Para ulama tafsir al-Qur'an dalam berbagai kitab ‘ulumul qur’an, ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata al-Qur'an merupakan bentuk mashdar dari kata qoro’a yaqro’uu – qiroo’atan – wa qor’an – wa qur’aanan.  Kata qoro’a  berarti menghimpun dan menyatukan; al-Qur'an pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-Qur'an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur'an dengan akar kata qoro’a, bermakna tilawah: membaca. Kedua makna ini bisa dipadukan menjadi satu, menjadi “al-Qur'an itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”

Makna al-Qur'an secara ishtilaahi, al-Qur'an itu adalah “Firman Allah SWT yang menjadi mu’jizat abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi berikutnya secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar” Dari definisi di atas terdapat lima bagian penting:

·         Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS 53:4), wahyu yang datang dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-Qur'an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.
·         Al-Qur'an adalah mu’jizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.
·         Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-Qur'an masuk ke dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan mendorong kita untuk menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika A’isyah ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab:  Kaana khuluquhul qur’an; akhlak Nabi adalah al-Qur'an.
·         Al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur'an dihafalkan dan ditulis oleh banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian al-Qur'an terpelihara, sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian al-Qur'an. (QS 15:9).
·         Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah SWT. Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali lipat” (al-Hadist).

Ali bin Abi Thalib berkata: Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Nanti akan terjadi fitnah  (kekacauan, bencana)”  Bagaimana jalan keluar dari fitnah dan kekacauan itu Hai Rasulullah? Rasul menjawab: “Kitab Allah, di dalamnya terdapat berita tentang orang-orang sebelum kamu, dan berita umat sesudah kamu (yang akan datang), merupakan hukum diantaramu, demikian tegas, barang siapa yang meninggalkan al-Qur'an dengan sengaja Allah akan membinasakannya, dan barang siapa yang mencari petunjuk pada selainnya Allah akan menyesatkannya, Al-Qur'an adalah tali Allah yang sangat kuat, cahaya Allah yang sangat jelas, peringatan yang sangat bijak, jalan yang lurus, dengan al-Qur'an hawa nafsu tidak akan melenceng, dengannya lidah tidak akan bercampur dengan yang salah, pendapat manusia tidak akan bercabang, dan ulama tidak akan merasa puas dan kenyang dengan al-Qur'an, orang-orang bertaqwa tidak akan bosan dengannya, al-Qur'an tidak akan usang sekalipun banyak diulang, keajaibannya tidak akan habis, ketika jin mendengarnya mereke berkomentar ‘Sungguh kami mendengarkan al-Qur'an yang menakjubkan’, barang siapa yang mengetahui ilmunya dia akan sampai dengan cepat ke tempat tujuan, barang siapa berbicara dengan landasannya selalu benar, barang siapa berhukum dengannya hukumnya adil, barang siapa yang mengamalkan al-Qur'an dia akan mendapatkan pahala, barang siapa yang mengajak kepada al-Qur'an dia diberikan petunjuk ke jalan yang lurus” (HR Tirmidzi dari Ali r.a.)

2.    Nama-nama al-Qur'an

Di dalam al-Qur'an terdapat banyak nama-nama al-Qur'an. Dibalik nama itu kita akan memahami fungsi al-Qur'an.

·         Al-Qur'an
Nama yang paling populer adalah al-Qur'an itu sendiri, Allah menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi peringatan bagi manusia agar dapat memfungsikan al-Qur'an sebagai bacaan agar mendapatkan petunjuk dalam hidup (QS 2: 185)

·         Al-Kitab
Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah ad Diros, penamaan dengan al-Kitab menunjukkan bahwa al-Qur'an tertulis dalam mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: “Orang yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun al-Qur'an, bagaikan rumah yang rusak” (al-Hadist)

·         Al-Huda
Artinya, petunjuk (QS 2:2). Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan fungsi utama dari diturunkannya al-Qur'an (QS 2:185). Kita tidak dapat menjadikan al-Qur'an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan memahaminya, mengamalkannya dengan baik.

·         Rahmah
Berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang beriman (QS 17:82).

·         Nur
Berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan menjadikan al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup kita (QS 5:15-16).  Kita melihat tuntunan al-Qur'an, kemudian melangkah dengan tuntunan itu.

·         Ruh
Berarti ruh sebagai penggerak (QS 16:2). Ruh menggerakkan jasad manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar al-Qur'an dapat menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain Allah.

·         Syifa’
Berarti obat (QS 10:57). Al-Qur'an merupakan obat penyakit hati dari kejahiliyahan, kemusyrikan, kekafiran dan kemunafikan.

·         Al-Haq
Berarti kebenaran (QS 2:147).

·         Bayan
Berarti penjelasan atau penerangan (QS 3:138; 2:185).

·         Mauizhoh
Berarti pelajaran dan nasehat (QS 3:138).

·         Dzikr
Berarti yang mengingatkan (QS 15:9).

·         Naba’
Berarti berita (QS 16:89). Di dalam al-Qur'an memuat berita-berita umat terdahulu dan umat  yang akan datang.


3.    Fungsi dan kedudukan al-Qur'an

Fungsi utama dari al-Qur'an adalah kitab petunjuk (kitabul hidayah). Di samping itu al-Qur'an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara lain:
·         Kitab berita (an-Naba’ wal akhbar)   (QS 78:1-2)
·         Kitab hukum dan aturan (al-hukmu wasy syari’ah)   (QS 5:49-50)
·         Kitab berjuang (Kitabul Jihad)   (QS 29:69)
·         Kitab pendidikan (Kitabut tarbiyyah)    (QS 3: 79)
·         Kitab ilmu pengetahuan  (Kitabul ‘Ilm)   


Cerita, "Filosofi Burung Angsa"

Sebuah renungan bagi kita semua..,
Kalau kita tinggal di negara empat musim, maka pada musim gugur akan terlihat rombongan burung angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Burung-burung angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V". Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan burung angsa tersebut terbang dengan formasi "V".

Fakta:

Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah payah untuk menembus “dinding udara” di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian.

Pelajaran:

Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.

Fakta:

Kalau seekor burung angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.

Pelajaran:

Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor burung angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.


Fakta:

Ketika burung angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan burung angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran:

Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya burung angsa, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya.

Fakta:

Burung-burung angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada burung angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran:

Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.

Fakta:

Ketika seekor burung angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua burung angsa yang lain akan ikut keluar dari formasi bersama burung angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka akan tinggal dengan burung angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran:

Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor burung angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik.

Jadi apa keuntungan yang kita dapat dari perdebatan takberujung karena perbedaan? Bukankah lebih baik kita bahu membahu saling mengisi kekurangan kita? Mencari solusi terbaik bersama-sama disaat kita berbeda pandangan? Ingatlah kawan, bangsa ini bukan hanya milik kita tapi milik penerus & keturunan kita juga. Akankah kita mewariskan bangsa ini pada penerus kita bangsa yang carut marut tanpa arti? Jawabannya ada pada sahabat sekalian.
"Burung angsa pun bisa melakukannya, bagaimana dengan kita, sahabat?"

Semoga filosofi ini bermanfaat buat kita semua.

Terimakasih telah membaca,... Salam Motivasi.

Tarbiyah itu Menumbuhkembangkan

By: Nandang Burhanudin
***

Alkisah, ada 3 santri di sebuah pesantren pinggiran Jabar. Ketiga santri ini masyhur sebagai santri yang cerdas-cekatan-berakhlak baik-dan senantiasa menjadi pelopor dalam pengabdian kepada masyarakat.
Tipe santri pertama: Berotak brilian. Fasih berbahasa Arab. Lulusan terbaik. Juga pernah mendapatkan beasiswa ke LN. Tapi ia lebih memilih mengabdi Full di pesantren, mengajar. Ia turuti permintaan sang Kiai, "Sudah buat apa jauh-jauh mencari ilmu. Di pesantren ini saja, ilmu berlimpah. Mau cari apa, pasti ada!"
Tipe santri kedua: Berotak cerdas. Menguasai ilmu qiroah. Pandai berceramah. Hingga ia selalu diundang ke kota-kota besar. Ia turuti permintaan Kiai-nya. Namun di sela-sela hari dimana ia tidak ada jadwal mengajar, ia isi untuk mengisi pengajian di kota-kota dan menjalin silaturahmi lebih luas.
Tipe santri ketiga: Berotak cergas. Mahir berbahasa Arab. Memiliki hobi seni menyanyi. Ia turuti permintaan Kiai untuk mengabdi beberapa tahun. Hingga saat ada kesempatan belajar di luar kota hingga Luar Negeri, ia pamit.
20 Tahun kemudian, ketiga santri tersebut mencatat sejarah masing-masing. Mereka sudah berumah tangga. Semua beranak banyak. Bahkan santri kedua, dikaruniai dua istri dan belasan anak.
Santri pertama: Gaji dari hasil mengajar sangat kecil, tidak cukup menopang kebutuhan anak-anaknya. Sang Kiai telah wafat. Akhirnya ia memilih mencari penghasilan tambahan, mulai dari menjadi sopir angkutan kota hingga berniat menjadi TKI di negara Teluk.
Santri kedua: Gaji dari pesantren jelas sangat kecil. Namun ia mampu sejahtera karena sering mengisi pengajian di kota-kota. Bahkan ia telah mendirikan pesantren, dengan jumlah santri yang cukup banyak.
Santri ketiga: Ia tak terlalu memperhitungkan gaji di pesantren. Ia lebih banyak membangun jaringan. Aktif di bidang pengkaderan dan rekrutmen santri-santri, untuk kemudian diarahkan pada satu pembinaan yang disebut tarbiyah. Karena baginya, tarbiyah telah menjadikan dirinya sebagai orang pinggiran menjadi orang terpandang. Walau dengan kecerdasan yang masih jauh dari santri pertama.
Apa yang membuat santri ketiga lebih melejit dibanding santri pertama dan kedua? Padahal sama-sama berotak pintar dan berada dalam satu lembaga pendidikan?
Tarbiyah menjadikan santri ketiga ini, melesat hingga baru-baru ini menjadi tokoh nasional setelah ditunjuk sebagai sekjen salah satu partai. Sebelumnya ia dikenal luas khalayak dengan nasyid-nasyidnya, selain sebagai konsultan syariah sesuai basis keilmuan semasa belajar. Urusan luar negeri, tidak lagi melulu Luar Nagrek. Tapi betul-betul sudah melanglangbuana, hingga ke pelbagai belahan dunia.
***
Sahabat, banyak yang salah kaprah ketika kita aktif dalam tarbiyah. Saya tidak akan membahas tentang sejarah tarbiyah zaman Rasul. Tapi belajar dari ketiga santri di atas, saya menemukan bahwa ketika kita memasuki gerbang pembinaan tarbiyah, maka sebenarnya kita diarahkan untuk menjadi 4 sosok berikut:
1. Ujung Tombak
Ibarat busur panah, dengan tarbiyah kita dipersiapkan untuk menjadi pribadi-pribadi yang siap dilesatkan mencapai sasaran dari universalitas dakwah. Target dari dakwah sudah jelas. Ta'rif-Tanfidz-Takwin adalah sasaran-sasaran di setiap fase tarbiyah.
Menjadi pribadi ahli ibadah-berkarakter 10 muwashofat, adalah upaya maksimal yang hendak dicapai tarbiyah. Maka bisa dipastikan, akan ada orang yang 'alim-ahli ibadah, namun ia berada di zona nyaman. Ada keengganan tak terucapkan, saat ia harus menjadi ujung tombak dari semua pengorbanan.
Dalam tarbiyah, siapapun dan apapun latarbelakang kita, maka kita harus siap menjadi prajurit sebelum menjadi komandan. Karena komandan yang otpimum, lahir dari jiwa prajurit yang maksimum.
2. Ujung Tembok
Lazimnya sebuah tembok, tarbiyah mengarahkan kader untuk menjadi jiwa-jiwa yang indah dipandang, kuat diterjang badai, tak lekang diguyur hujan. Sehat ruhiah harus seiring dengan kesehatan fisik. Pun sebaliknya.
Karena jiwa-jiwa yang ditarbiyah, harus siap menghadapi segala keadaan dan cuaca. Hujan-panas-kemarau-dingin. Atau cuaca fitnah-bully-ghibah-caci maki. Semua harus dihadapi dengan keramahan, namun tetap tegas dan tegar sekuat tembok.
Tarbiyah sama sekali tidak mentolelir jiwa-jiwa yang ringkih-galau-lebay-banyak alasan, atau jiwa-jiwa yang kasar, pengadil (salah benar, muslim-kafir), jiwa-jiwa yang antipati apalagi suka mengeluh.
3. Ujung Tambak
Maksud tambak di sini adalah, tarbiyah membina semua jiwa-jiwa agar mampu menemukan potensi terbaik yang dimilikinya untuk kemudian disumbangkan bagi kemajuan dakwah dan kejayaan Islam-Muslimin.
Lulusan Timteng, Eropa, hingga tanah air diarahkan memeras otak-berpeluh keringat-bergerak cepat agar mampu memberikan jawaban atas setiap problematika yang dihadapi umat. Mulai dari problem kayakinan-kesehatan-budaya-politik-ekonomi-sains teknologi-hingga pertanian.
Kehadiran jiwa-jiwa tertarbiyah dalam setiap keadaan, susah-senang; bencana-bahagia; carut marut-damai sentosa. Bahkan jiwa-jiwa tarbiyah harus menjadi penyeimbang dari semua kondisi. Jika senang tak lupa daratan. Jika susah tak perlu keluh kesah. Saat carut-marut tak perlu makin sengkarut. Saat aman sentosa tak lup pada Allah Ta'ala.
Tarbiyah berfusngi memoles, bukan mengubah. Sebagaimana Umar yang keras dan Abu Bakar yang lebut, setelah ditarbiyah baginda Rasul tidak lantas berbalik. Umar tetap dengan sikap kerasnya, penuh prinsip, namun semua dipoles agar diarahkan semakin indah demi kebenaran. Sebagaimana Abu Bakar pun demikian.
Jadi tarbiyah bukanlah media sulap: Sim salabim semua berubah dari yang biasa jadi luarbiasa, from zero to hero, atau from koko to zoro. Sama sekali tidak. Tarbiyah adalah menggali potensi-potensi/bakat-bakat terpendam dan mengartikulasikannya dalam kehidupan.
4. Ujung Tombok
Apapun selama di dunia ini, pasti membutuhkan uang-materi-harta. Tarbiyah mendidik jiwa-jiwa agar siap mengorbankan apa yang mampu dikorbankan. Semua demi peran memberikan sumbangsih yang mampu diberikan. Tenaga-fikiran-harta-waktu adalah hal lumrah dalam tarbiyah. Karena kelemahan umat Islam bukan hanya disebabkan rekayasa dan konspirasi musuh, tapi lebih dikarenakan jiwa-jiwa muslimnya enggan berkontribusi maksimal-optimal bagi kejayaan Islam itu sendiri.
Shunduquna juyuubuna, tidak pernah berubah menjad Shunduqunaa APBD-unaa. Karena jiwa-jiwa tertarbiyah akan siap menjadi ujung tambak, bagi roda perjalanan dakwah hingga ajal menjemput: dakwah menjadi pemenang atau kita telah banyak berkontribusi positif.
Ingat One Man One Dollar, atau iuran bulanan yang rutin dikeluarkan, hingga sumbangan sukarela untuk menjalani setiap fase-fase perjuangan.
Kesimpulan
Sahabat, betul saat sebuah adagium mengatakan, "Tarbiyah bukan segala-galanya. Tapi segala-galanya bisa berawal dari tarbiyah."
Dalam tarbiyah kita bisa:
1. Berkawan dengan orang yang multi latarbelakang. Karena tarbiyah anti fanatisme suku, golongan, almamater, hingga gelar-kedudukan-kekayaan. Jiwa paling bertakwa kepada Allah saja yang paling patut dijadikan teladan.
2. Bersaudara dengan orang yang asalnya multiinterest, multitabiat-watak, juga multidimensi. Karena tarbiyah mendidik jiwa-jiwa agar berusaha semua LILLAAH bukan Lil-Jaah (Kehormatan-kedudukan). Jika pun ada jiwa tertarbiyah yang kebetulan jadi Aleg-Bupati/Walkot-Gubernur-Menteri, spirit LILLAAH adalah nomor 1. Mereka akan tetap aktif dalam pembinaan tarbiyah. Bagaimanapun posisi dan kesibukan.
3. Berjuang dalam kebersamaan, melakukan hal-hal yang logis-rasional-terukur, jauh dari utopia-euforia-atau hanya klaim-klaim dewa yang tak nyata. Kendati demikian, tetap membuka diri untuk menghargai perjuangan yang bermuara pada kejayaan umat.

Jadi hari gini salah niat dalam tarbiyah? Apa kata dunia ....!?

Ahdaful Musyarokah

Ustadz Hilmi Aminuddin

Sejak awal, musyarokah kita—keterlibatan kita dalam pemerintahan—sama sekali bukan ditujukan untuk kemenangan zhahir saja yang cenderung diisi dengan al-kibr dan al-kibriya’, merasa besar dan sombong.

Kita bermusyarokah untuk mencapai kemenangan sejati, yang didefinisikan oleh Imam Ahmad ibnu Hanbal:

ما لازم الحق قلوبنا

Kemenangan sejati yang paling mendasar dan substansial adalah jika kebenaran tetap bersemayam di hati kita. Tidak terkontaminasi oleh racun-racun kehidupan, tidak tergoda oleh iming-iming apapun bentuknya, yang membuat hati kita diisi oleh nilai-nilai lain selain nilai kebenaran yang bersumber dari Allah SWT.

Kemenangan sejati juga adalah jika kita berhasil menegakkan kedaulatan Allah di dalam diri kita. Berhasil menegakkan kedaulatan Allah di dalam keluarga kita. Berhasil menegakkan kedaulatan Allah di rumah kita, di bangsa kita dan di negeri kita. Sehingga orientasi hidup bangsa kita adalah mardhotllah, ridho Allah semata.

Oleh karena itu pertama-tama yang harus kita pastikan adalah ahdaful musyarokah (tujuan-tujuan musyarokah) kita. Jangan sampai berpesong sedikitpun.

Al-Musyarokah littauhiid wal binaa’ ( المشاركة للتوحيد والبناء )

Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berkontribusi untuk membangun bangsa dan negara ini sehingga mencapai kesejahteraan, kejayaan serta kedamaian dengan bangsa-bangsa lain dalam pergaulan internasional. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Persatuan dan kesatuan bangsa ini jangan sampai dirongrong, dirusak, dicerai-beraikan oleh agenda-agenda yang diprogram dari luar yang menghendaki perpecahan. Kita harus menjadi junudullah (prajurit-prajurit Allah) terdepan dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa dan negeri ini. Karena negeri ini adalah anugerah besar dari Allah—ba’da al-iman, setelah iman—yang harus kita syukuri dengan memberdayakan, menjayakan dan mengunggulkannya. Sehingga mampu memberi kontribusi positif dalam pergaulan antar bangsa dalam kehidupan global.

Al-Musyarokah littaqwiyah wat tatsbit ( المشاركة للتقوية والتثبيت )

Selain mempersatukan dan membangun, berdaya kohesif dan menjadi penerus pembangunan bangsa dan negara ini, musyarokah kita juga harus berkontribusi dalam mewujudkan negara yang kuat dan kokoh. Jangan menjadi negeri yang dilecehkan dan dideskreditkan tetangga-tetangganya. Jangan menjadi negara dan bangsa yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain, bahkan menjadi beban dalam pergaulan internasional.

Untuk menjadi factor taqwiyah wa tastbit, memperkuat dan mengokohkan kehidupan berbangsa dan bernegara ini, modalnya hanya satu: bersyukur! Negeri ini menghendaki para kader, pemimpin, pejuang, dan mujahid yang pandai bersyukur. Allah sudah memberikan banyak sekali karunia-Nya kepada negeri ini. Namun banyak potensi yang belum terolah, sehingga terbengkalai dan mubadzir. Bahkan banyak potensi yang diekploitasi oleh kekuatan-kekuatan asing. Ini karena kelemahan dan kebodohan kita, terjebak oleh kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok, sehingga kekayaan yang diberikan oleh Allah ini tergadaikan kepada negeri asing dengan amat sangat murah.

Kita harus waspada dan berani mengevaluasi kebijakan-kebijakan lama yang menyiksa bangsa ini. Berani mengevaluasi seluruh produk-produk konstitusi, perundang-undangan, perda-perda, perjanjian-perjanjian dengan luar negeri yang melemahkan bangsa ini, yang menjadikan bangsa ini terpuruk. Kekayaan melimpah ruah, bukan dinikmati oleh rakyat. Tapi hanya dinikmati oleh sekelompok tertentu. Bahkan mengalir setiap hari ke negeri-negeri asing. Bukan dalam kerjasama yang saling menguntungkan. Tapi kerjasama yang timpang yang mengandung unsur pelecehan, penipuan, dan konspirasi kepada bangsa ini. Semua ini harus dihentikan.

Al-Musyarokah lit taghyiir wat tajdiid ( المشاركة للتغيير و التجديد )

Kita tidak ingin bangsa ini statis, jumud dan mandeg. Oleh karena itu tujuan musyarokah kita yang ketiga adalah al-musyarokah lit taghyiir wat tajdiid. Musyarokah kita, kontribusi kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah melakukan perubahan dan pembaharuan.

Setiap hari Allah SWT memberikan pelajaran kepada kita bagaimana ciptaan-ciptaannya selalu berubah dan memperbaharui diri. Selalu tumbuh dan berkembang. Lahirnya seorang anak dimulai dengan jeritan tangis yang merupakan symbol kehidupan dan mulai berfungsinya organ-organ utama tubuh, terutama paru-paru dan jantung. Mula-mula matapun tidak bisa melihat, tulang-tulangnya lembek dan lemah. Tapi dari hari ke hari kita lihat matanya semakin berbinar terang. Pertama-tama yang ia tahu hanya ibunya. Kemudian akhirnya mulai bisa tahu ayahnya. Berkembang mulai bisa membedakan warna dan ukuran-ukuran. Bahkan membedakan manfaat-manfaat. Dan mulai bisa membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak.

Kita lihat pertumbuhan biji-bijian. Biji-biji mulai terbelah merekah, memunculkan tumbuhan kecil. Lalu akarnya menghunjam ke tanah secara bertahap. Sementara batang pohonnya mulai tumbuh berkembang. Berdahan rindang, berdaun hijau, akhirnya berbuah menjadi bermanfaat. Seluruhnya adalah merupakan at-taghyiir wat tajdiid.

Daun-daun yang sudah tua, menguning dan rontok. Tumbuhlah daun-daun muda berkembang menghijau. At-taghyiir wat tajdiid adalah sunnatullah. Kalau bangsa ini tidak mau berubah, statis, dan mandeg, berarti bangsa ini melawan sunnatullah. Kita kader-kader dakwah harus mendorong agar bangsa ini mengikuti sunnatullah. Mengikuti fitrahnya yaitu fitrah perubahan dan pembaharuan.

Semuanya harus berubah, mustahil tidak berubah. Jika tidak mau berubah, dia akan menjadi korban perubahan. Akan digilas oleh perubahan. Makanya kalau kita tidak mau menjadi korban perubahan, kita harus menjadi pelopor perubahan dan pembaharuan.

Semangat perubahan dan pembaharuan adalah bagian penting dari gerakan dakwah. Dari sejak awal dalam manhaj takwiniyah kita tekankan bahwa harakatud dakwah (gerakan dakwah) adalah harakatut taghyiir (gerakan perubahan) dan harakatut tajdiid (gerakan pembaharuan). Kader-kader dakwah harus menjadi :

رُوْحٌ جَدِيْدَةٌ تَسْرِي فِي جَسَدِ الأُمَّةِ

Menjadi jiwa, semangat, moral baru, dan kekuatan baru yang mengalir di tubuh umat ini. Kita harus menjadi innovator perubahan dan pembaharuan di segala sector kehidupan. Jangan sampai bangsa ini tertinggal akibat segan berubah karena malas. Atau bahkan takut berubah, akibat mempertahankan kepentingan-kepentingan pribadi atau kepentingan-kepentingan kelompok/golongan. Karena perubahan dan pembaharuan berarti dinamisasi. Perubahan dan pembaharuan berarti repositioning segenap potensi bangsa.

Dengan musyarokah ini kita melakukan redinamisasi repositioning kita; politik, social, financial, budaya, sains dan teknologi. Kita harus mencapai posisi-posisi baru yang lebih maju, berdaya guna, dan berdaya saing. Juga lebih memberikan manfaat, bukan saja kepada bangsa ini, tapi juga bermanfaat kepada kemanusiaan. Karena bangsa muslim ini mengemban misi utama rahmatan lil’alamin.

Al-Musyarokah lil ishlah wal ihsan ( المشاركة للإصلاح والإحسان )

Karena kita mengemban misi rahmatan lil’alamin, maka musyarokah pun tujuannya adalah berkontribusi untuk selalu ishlah (melakukan reformasi). Ishlah berarti perbaikan dan selalu mengajak damai.

Musyarokah lil ishlah wal ihsan baru bisa kita gulirkan, kalau kita professional. Mempunyai kafaah muntijah (kesalehan kompetensi dan kemampuan produktif ) dan kafaah ijaabiyah (potensi dan kompentensi yang positif).

Kader-kader kita harus menjadi kader-kader unggulan di tengah-tengah pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tafawwuq ma’nawiy berbasiskan tafawwuq iimaniiy, keunggulan moral berbasiskan keunggulan iman. Tafawwuq fikri berbasiskan tafawwuq ‘ilmi, keunggulan idealisme berdasarkan keunggulan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. Begitu juga tafawwuq ‘amaliy berdasarkan tafawwuq manhajiy, keunggulan dalam aktivitas berdasarkan keunggulan metode kerja. Sehingga seluruh lapisan masyarakat mendapatkan sentuhan ishlah wal ihsan dari kita. Seluruh lapisan masyarakat, segenap komponen bangsa, lintas partai, lintas ormas, lintas agama, lintas keyakinan, lintas suku, lintas pulau-pulau yang bertebaran beribu-ribu ini merasakan khuthuwat ishlahiyah dan khuthuwaat ihsaniyah kita.

Al-Musyarokah lit taqwiim wat tasydiid ( المشاركة للتقويم والتسديد )

Musyarokah kita bertujuan untuk berkontribusi dalam meluruskan dan mengakuratkan tujuan hidup dan perjuangan bangsa ini. Agar bangsa ini tidak menyimpang dari tujuan utamanya.

Allah memerintahkan kepada kita agar kita lurus, sesuai dengan fitrah diciptakannya.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (الروم : ٣٠

Tidak ada bangsa atau umat atau bahkan makhluk yang bisa hidup baik, tenang, tentram dan sejahtera kecuali harus lurus dalam fitrahnya. Nilai-nilai fitrah ini adalah nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Al-Qur’an mengokohkannya dengan nilai-nilai syar’iyyah.

Sebagai kader dakwah kita harus selalu waspada terhadap kemungkinan berbagai penyimpangan, penyimpangan diri dan penyimpangan di tengah-tengah umat dan bangsa ini. Kita harus menjadi unsur muqawwim (yang meluruskan) wat tasdiid (mengarahkan) agar bangsa ini jangan disorientasi.

Seluruh kader dakwah ini harus berusaha dan mampu mengkonsolidasi, mengkoordinasi, dan memobilisasi seluruh potensi positif konstruktif di dalam bangsa ini. Siapapun mereka, partai apapun mereka, ormas apapun mereka dan agama apapun mereka, suku bangsa apapun mereka. Penghuni pulau manapun mereka. Kita harus mampu melihat potensi positif dan konstruktif untuk membangun bangsa ini mencapai kesejahteraan, kedamaian dan kejayaannya.

Selain itu kita harus selalu berupaya untuk mempersempit ruang gerak, perilaku, dan peran potensi negative destruktif. Agar kehidupan berbangsa dan bernegara ini tidak terprovokasi, terpecah belah, terlemahkan, terkecoh , tergadaikan, bahkan terjual oleh potensi negative destruktif itu. Sehingga kehidupan bangsa kita tetap bersatu, damai, tentram dan bersemangat untuk kerja keras mencapai tujuan-tujuan nasional, yaitu menjadi bangsa dan Negara yang diridhai oleh Allah SWT.

Sejak awal, ikhwan dan akhwat digembleng diantaranya untuk misi amar ma’ruf nahi munkar. Dalam musyarokah lit taqwiim wat tasdiid inilah peran amar ma’ruf nahi munkar harus dilakukan dimanapun antum berada. Apakah di lembaga legislative, lembaga eksekutif atau yudikatif. Dalam mengelola jama’ah, kehidupan bermasyarakat, lembaga-lembaga social, pendidikan, kebudayaan, dan perekonomian. Tetap taqwim dan tasdiid adalah merupakan refleksi dari misi amar ma’ruf nahi munkar kita.


*)http://al-intima.com/taujih-ust-hilmi-aminuddin/ahdaful-musyarokah

PKS Memiliki Good nation vision, High quality figure dan Solid political machine

Riyandana Fajar Nugraha

Berbicara target PKS menembus 3 besar maka akan kuat asosiasinya dengan perolehan suara yang meningkat dalam Pemilu mendatang. Maka kemudian dirancanglah strategi-strategi khusus yang disiapkan untuk meraih suara pemilih di setiap pelosok negeri. Adanya masalah hukum yang menimpa mantan presiden PKS Ust. Luthfi Hasan Ishaaq beberapa waktu lalu terlihat bukan malah mengendurkan semangat juang kader-kadernya bahkan kemenangan pilkada di Jawa Barat dan Sumatera Utara seolah menjadi momentum kebangkitan partai ini. Sehingga kemudian ini menjadi signal awal terealisasinya target PKS tersebut, parpol 3 besar Pemilu 2014.
Lalu ketika PKS nanti berhasil merebut simpati pemilih dan kemudian menjadi 3 besar maka muncul pertanyaan, apakah PKS siap menjadi salah satu “parpol besar” di negeri ini? Maka untuk menjawab pertanyaan itu menurut saya paling tidak ada 3 hal yang harus disiapkan oleh PKS sebelum pemilu berlangsung.
1. Visi kebangsaan yang jelas (Good nation vision)
Dalam filosofi kekuasaan, masa depan masyarakat tergantung dari cara pandang pemimpinnya. Begitu pun dalam sistem pemerintahan modern Indonesia dimana elite-elite kekuasaaan harus punya visi kebangsaan yang jelas mau dibawa kemana bangsa ini nantinya. PKS hadir bukan dari kepentingan pragmatis orang/kelompok tertentu melainkan bagian dari anak bangsa yang ingin membangun negeri dan masyarakat yang adil, sejahtera dan bermartabat. Hal ini terangkum secara komperhensif dalam Platform Kebijakan Partai yang banyak dipuji oleh banyak kalangan dan tokoh.
2. Kader-kader yang mumpuni (High quality figure)
Konsekuensi dari eskalasi kemenangan pemilu bahkan pilpres nanti adalah PKS membutuhkan banyak sumber daya manusia yang siap mengisi posisi-posisi strategis dalam lembaga negara dan pemerintahan. Maka jika yang menjadi parameter kualitas manusia adalah tingkat pendidikan maka komposisi kader bergelar S3 di PKS menjadi yang paling banyak diantara parpol lain. Jika ditilik dari “sistem kaderisasi politik” yang dijalankan PKS, pun menjadi jaminan tersedianya stok kepemimpinan nasional yang memadai.
3. Mesin politik yang solid (Solid political machine)
Semakin tinggi kita naik maka akan semakin kencang angin yang berhembus dan semakin besar pula kemungkinan untuk terjatuh atau dijatuhkan. Jika dilihat dari manajemen pengelolaan masalah maka PKS saat ini bisa dikatakan yang paling baik. Opini negatif yang berkembang dinetralisir dengan cepat sehingga tidak berimplikasi pada kohesivitas internal partai. Hal ini menjadi modal yang baik dalam menghadapi konstalasi politik yang akan semakin kompleks karena secara linear, semakin besar PKS maka akan semakin besar pula masalah yang akan dihadapi.
Jika melihat tiga hal di atas maka sesungguhnya tidak ada keraguan tentang kesiapan PKS menjadi parpol 3 besar sekaligus pemeran utama dalam membawa perubahan kondisi bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Hakikatnya kemenangan pemilu bukan hanya kemenangan dalam mendapatkan suara yang banyak melainkan juga kemenangan dalam mendapatkan tanggung jawab amanah rakyat. []


Riyandana Fajar Nugraha
Mining Engineer salah satu perusahaaan pertambangan di Sangatta Kutai Timur Kal-Tim
twitter @riyandanafn

PKS: Terorisme Terkesan Diproyekkan

Selasa, 26 Maret 2013

JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mensinyalir adanya proyek dalam penanganan terorisme selama ini, karena besar anggaran yang dikeluarkan, namun terorisme tersebut seperti tak ada hasilnya dan seolah terus meningkat dengan berbagai jenis konflik di daerah.
“Terorisme yang terjadi sekarang ini cenderung bersifat lokal, tapi pola penanganannya seperti Amerika Serikat ketika dipimpin oleh Presiden George W Bush. Harusnya pola penanganan itu tidak mengikuti Amerika sebagai patron,” ujar Mahfudz, politisi PKS itu dalam dialog ‘Bahaya Terorisme Masih Mengancam” bersama Mardigu Wowiek Prasantyo (Pengamat terorisme), dan Mustafa Nahra dari PP Muhammadiyah di Gedung DPD RI Jakarta, Jumat (22/3/2013).
Menurut Mahfudz, intelijen kepolisian, TNI, Densus 88 dan lain-lain mempunyai informasi yang lengkap soal terorisme tersebut, hanya tampak berjalan sendiri-sendiri.
“Persoalan lainnya adalah, siapa, bagaimana polanya, dan mau dipakan? Apa memang ada design besar mengatasi terorisme secara konprehensif dan tuntas? Padahal anggarannya sangat besar dan dibantu oleh luar negeri, dengan penanganan yang fantastis seperti film action oleh Densus 88, apa memang ini dijadikan proyek?” tanya Mahfudz.
Mustafa juga menyangsikan jika terorisme yang diendus oleh Densus 88 selama ini adalah kelompok Islam, dengan target mendirikan negara Islam.
“Sebagai muslim, tak mungkin berjuang dengan berucap Allahu Akbar lalu merampok dan membunuh orang yang tak berdosa. Apalagi, semua agama menegaskan tidak adanya ajaran kekerasan dan pembunuhan terhadap orang lain yang tak berdosa. Dan, semua agama khususnya NU dan Muhammadiyah sudah melakukan pencegahan masing-masing,” katanya.
Dia juga mempertanyakan langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan anggaran Rp 2 triliun dalam dua tahun, dan akan terus naik di masa-masa mendatang, tapi terorisme tak pernah selesai.
“Di banyak daerah dari Aceh Darussalam sampai Papua, dari anggaran sampai persoalan senjata yang digunakan, semua menjadi pertanyaan; apakah semua ini menjadi proyek?”  ujarnya.
Mardigu lebih tegas lagi bahwa penanganan terorisme oleh BNPT selama ini dinilai salah. Apalagi pendekatannya agama, sementara semua agama tidak mengajarkan kekerasan dan pembunuhan.
"Mestinya penyelesaiannya kalau serius dari hulunya, yaitu UU-nya, kalau UU tidak disentuh, maka elitnya juga tak pernah disentuh. Terlebih penanganan oleh Densus 88 dengan penembakan itu dipertontonkan," katanya.

*http://www.tribunnews.com/2013/03/22/terorisme-terkesan-diproyekkan

"Sisi lain Anis Matta yang kulihat" | Catatan Akhwat

by Hilya Rosa


Masih tentang oleh-oleh dari acara PKS kemarin... Setelah dari acara temu kader PKS di Horizon Semarang, aku diajak temanku ke GOR Jatidiri untuk mengikuti deklarasi peserta pilgub Jateng, HP-DON, (Minggu, 17/3/2013). Sekalian saja dah. Karena sudah "terlanjur" kuikuti saja ajakan temanku tersebut. Lagian seperti apa sih suasana disana.
***
Sesampainya disana ternyata kondisinya sangat meriah. Riuh suara kader dan simpatisan dari partai pengusung DON-Murdono membahana memenuhi GOR. Berisik tapi seru juga.... Banyak hal yang bisa dilihat disitu. Dari atraksi barongsai, marching band dari Gerindra sampai dengan hiburan tari-tarian. Dan tentu saja deklarasi dan pidato dari Calon Gubernur maupun orasi dari beberapa pimpinan partai koalisi. Yang saya lihat disana ada Presiden PKS, Ust. Anis Matta, Prabowo Subianto dari Gerindra, Muhaimin Iskandar dari PKB dan lain-lain.
Dari semua rangkaian acara yang kuikuti... ada satu hal yang sangat termemori dibenakku, yaitu tentang Ustad Anis Matta, presiden PKS yang baru itu.
Ada satu sisi lain dari Beliau yang Alhamdulillah ...Allah menunjukkan kepadaku tentang sebuah hikmah. Sikap zuhud dan amanah terhadap sesuatu.
***
Ceritanya begini... Ketika Prabowo berorasi... pimpinan partai dari partai koalisi diminta naik ke panggung untuk berorasi setelahnya. Pada saat pimpinan partai lain berjalan menuju panggung, kulihat Ust. Anis Matta agak "kebingungan..." Ternyata beliau mencari dan memanggil salah satu anggota PKS dibelakangnya untuk memberikan botol aqua yang sedang dibawanya. Aqua yang tinggal separo itu merupakan minuman jamuan yang disediakan oleh panitia.
Subhanallah... hanya untuk sebuah botol aqua yang tinggal separo itu, beliau sampai terlihat "sibuk" untuk menyelamatkannya. Dan yang membuat aku kagum lagi... (kebetulan juga) pas mau pulang... kulihat rombongan DPP PKS yang naik bus bersiap untuk meninggalkan lokasi acara. Terlihat beliau sedang meminum botol aqua yang tinggal setengah tadi! Kalau aku biasanya menyepelekan hal seperti itu. Sisa aqua yung kuminum biasanya kutinggalkan begitu saja. Astaghfirullah ...
Hikmah yang bisa kuambil antara lain:
1. Sikap beliau itu bukanlah sesuatu hal yang dibuat-buat. Itu tercermin sikap beliau yang muncul secara alamiah karena sudah menjadi akhlak beliau.
2. Sikap zuhud beliau yang tidak memubadzirkan sesuatu.
3. Amanahnya beliau terkait dengan sesuatu hal. Bahkan barangkali itu menjadi hal sepele bagi kita. Untuk yang kecil-kecil saja beliau berusaha menjaganya, insya Allah yang besar-besar juga akan dilakukannya.


*https://www.facebook.com/notes/hilya-rosa/sisi-lain-anis-matta/113671692157810

PKS: Terorisme Terkesan Diproyekkan

selasa. 26 Maret 2013

JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mensinyalir adanya proyek dalam penanganan terorisme selama ini, karena besar anggaran yang dikeluarkan, namun terorisme tersebut seperti tak ada hasilnya dan seolah terus meningkat dengan berbagai jenis konflik di daerah.
“Terorisme yang terjadi sekarang ini cenderung bersifat lokal, tapi pola penanganannya seperti Amerika Serikat ketika dipimpin oleh Presiden George W Bush. Harusnya pola penanganan itu tidak mengikuti Amerika sebagai patron,” ujar Mahfudz, politisi PKS itu dalam dialog ‘Bahaya Terorisme Masih Mengancam” bersama Mardigu Wowiek Prasantyo (Pengamat terorisme), dan Mustafa Nahra dari PP Muhammadiyah di Gedung DPD RI Jakarta, Jumat (22/3/2013).
Menurut Mahfudz, intelijen kepolisian, TNI, Densus 88 dan lain-lain mempunyai informasi yang lengkap soal terorisme tersebut, hanya tampak berjalan sendiri-sendiri.
“Persoalan lainnya adalah, siapa, bagaimana polanya, dan mau dipakan? Apa memang ada design besar mengatasi terorisme secara konprehensif dan tuntas? Padahal anggarannya sangat besar dan dibantu oleh luar negeri, dengan penanganan yang fantastis seperti film action oleh Densus 88, apa memang ini dijadikan proyek?” tanya Mahfudz.
Mustafa juga menyangsikan jika terorisme yang diendus oleh Densus 88 selama ini adalah kelompok Islam, dengan target mendirikan negara Islam.
“Sebagai muslim, tak mungkin berjuang dengan berucap Allahu Akbar lalu merampok dan membunuh orang yang tak berdosa. Apalagi, semua agama menegaskan tidak adanya ajaran kekerasan dan pembunuhan terhadap orang lain yang tak berdosa. Dan, semua agama khususnya NU dan Muhammadiyah sudah melakukan pencegahan masing-masing,” katanya.
Dia juga mempertanyakan langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan anggaran Rp 2 triliun dalam dua tahun, dan akan terus naik di masa-masa mendatang, tapi terorisme tak pernah selesai.
“Di banyak daerah dari Aceh Darussalam sampai Papua, dari anggaran sampai persoalan senjata yang digunakan, semua menjadi pertanyaan; apakah semua ini menjadi proyek?”  ujarnya.
Mardigu lebih tegas lagi bahwa penanganan terorisme oleh BNPT selama ini dinilai salah. Apalagi pendekatannya agama, sementara semua agama tidak mengajarkan kekerasan dan pembunuhan.
"Mestinya penyelesaiannya kalau serius dari hulunya, yaitu UU-nya, kalau UU tidak disentuh, maka elitnya juga tak pernah disentuh. Terlebih penanganan oleh Densus 88 dengan penembakan itu dipertontonkan," katanya.

*http://www.tribunnews.com/2013/03/22/terorisme-terkesan-diproyekkan

Dakwah adlah Cinta yang Bergelora


Peristiwa ini terjadi pada 1941. Di kota Qina di wilayah Sha’id, diselenggarakan acara penyambutan kedatangan Hasan Al Banna yang baru saja dipindahkan Dewan Tinggi Militer ke sana. Para pemuda pramuka yang menyelenggarakan acara tersebut sangat terkejut saat Hasan Al Banna, sambil bersalaman dengan hangat, menyebut nama-nama mereka dengan tepat; seperti orang yang telah kenal sebelumnya.

Mungkin jika yang bertemu dengan Hasan Al Banna itu orang-orang yang percaya mitos seperti layaknya kejawen, mereka akan menganggap Hasan Al Banna memiliki ilmu laduni. Tapi ini para pemuda Mesir yang rasional dan telah tersentuh pembinaan Islam. Sebagian dari mereka pun kemudian bertanya bagaimana Hasan Al Banna tahu nama-nama mereka.

“Ketika saya menandatangani kartu anggota pramuka,” kata Hasan Al Banna mengungkap rahasianya, “saya menghafal nama yang tertera dan raut wajahnya.”

Subhaanallah… ada dua hal yang luar biasa di sini. Pertama, kesungguhan Hasan Al Banna dalam dakwah hingga menghafal nama dan raut wajah dalam kartu anggota pramuka. Kedua, kejeniusan Hasan Al Banna dalam menghafalkan nama yang hanya butuh waktu sekilas saja. Dua hal luar biasa, namun cukup satu penjelasannya; karena bagi Hasan Al Banna, dakwah adalah cinta.

“Hasan Al Banna adalah legenda dakwah yang melahirkan kebangkitan Islam modern,” tulis Anis Matta dalam Serial Cinta, “tafsirnya: ia lebih mencintai dakwahnya di atas segalanya.”

Ketika dakwah dimaknai sebagai cinta, maka segala potensi dan kemampuan akan dikerahkan untuk keberhasilannya. Ketika dakwah diartikan sebagai cinta, maka segala langkah dan upaya akan ditempuh untuk kemenangannya.

“Dakwah adalah cinta,” kata Rahmat Abdullah, “dan cinta akan meminta semuanya darimu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.”

Salah satu peristiwa yang membuktikan Hasan Al Banna sangat mencintai dakwahnya adalah ketika pada suatu hari anaknya sakit. Demam. Demam yang sangat. Padahal saat itu ia ada tugas dakwah yang mengharuskan keluar rumah.

“Haruskah kau pergi padahal anak kita demamnya sangat tinggi,” Istri Sang Imam itu bertanya saat dipamiti.
“Kalau aku tidak pergi, apakah anak kita menjadi sembuh?” Hasan Al Banna balik bertanya.
“Tidak,” kata sang Istri, “Tapi bagaimana jika ia meninggal?”
“Kakeknya lebih tahu bagaimana cara memandikan dan mengkafaninya.”

Allaahu akbar. Adakah cinta kita terhadap dakwah sampai pada level ini?

Ketika dakwah adalah cinta, maka ia pun meningkatkan kekuatan tekad dan perjuangan dai untuk menggapai cintanya. Ketika dakwah itu cinta, maka ia pun mengubah sisi takut menjadi pemberani, mengubah kelemahan jadi kekuatan, dan melipat gandakan kecerdasan.

Jika cinta kepada lawan jenis saja mampu mengubah manusia menjadi kreatif, cerdas dan berdaya secara ekonomi serta berani menanggung resiko dan tanggungjawab, cinta dakwah akan membawa efek yang sama, bahkan lebih besar dari itu semua.

Tidakkah kau tertarik mengubah paradigma dakwah sebagai cinta? Cintailah dakwah dan cintailah umat yang kau dakwahi, lalu perhatikan apa yang terjadi.